Musa Menggali dan Menulis Keunggulan Pendidikan-asrama dan Karakter Kumang

Redempus Musa dalam kapasitasnya sebagai Keua Yayasan Pendidikan Keling Kumang, didampingi pembina Asrama, Sr. Mariati,CP memberikan penguatan pada siswi asrama Putri Kumang, Sekadau.

SANGGAU NEWS : Redemptus Musa, Ketua Yayasan Pendidikan Keling Kumang (YPKK), seorang pionir di bidang pendidikan-asrama. 

Kini tengah merangkai dan mempersiapkan penerbitan buku yang mengupas secara mendalam mengenai keunikan dan keunggulan pendidikan-asrama. 

Buku ini menjadi medium bagi Musa untuk membagikan pengalaman sekaligus wawasannya tentang pentingnya pendidikan-asrama. Khususnya melalui perjalanan yang dialami oleh Asrama Putri Kumang di Sekadau.

Buku = memotong kurva belajar dan mengikat ilmu

Dalam eksplorasi bukunya, Musa menyorot karakter Kumang,  figur perempuan yang menjadi ikon serta suri teladan bagi perempuan Iban. 

Sosok Kumang secara detail dan lebar panjang telah pun dikupas tuntas oleh pakar Ibanologi, Dr. Patricia Ganing. 

Kupasan Patricia dapat ditemukan dalam serial bukunya terkait topik Entelah dan sosok Kumang dan melalui seminar ilmiah yang pernah ia bentangkan di berbagai fora akademia. 

Citraan Kumang yang demikian itulah yang coba digali, dan diangkat Musa, menjadi materi buku yang diimbuhnya dengan bumbu pengamatan dan garam pengalaman. Diraciknya, sedemikian rupa, sehingga menjadi sajian gizi menu yang bukan saja berguna (utile), melainkan juga indah (dulce) karena cara dan gaya penyajian legenda cerita kisahnya yang menarik.

Baca Asrama Putri St. Maria Goreti, Sekadau: Pola Pendidikan Ala Misi Dan Katolik

"Menurut Masri, penulis novel sejarah Keling Kumang (2015), ia menggambarkan Kumang mirip dengan Jessica Alba yang memerankan perempuan Iban dalam film 'The Sleeping Dictionary'," ungkap Musa yang akrabnya disapa "Bujang".

"Masri juga mengaku citraan Kumang diperolehnya dari Apai Janggut. Apai berkata: Kumang tidak kurus tidak gemuk, tidak terlalu tinggi tidak pendek; sedang sedang saja. Kumang itu bajik amai, bukan hanya penampilan, juga karakternya," kata Apai Janggut , pesaling Bandi Anak Ragae, seperti dikutip Masri.

Cover buku Musa: cukup mewakli visualisasi asrama putri Kumang, sedangkan sinopsis (abstraksi) di sampul belakang, menurut Paulus Misi, "Jelas dan menggambarkan objeknya, mudah dimengerti bahasanya."

Bukan sekadar penampilan fisiknya yang merupakan "Dewi Iban". Musa rupanya lebih tertarik untuk merinci bagaimana Kumang mencerminkan nilai-nilai kehidupan yang setia, tulus, bekerja tuntas, cerdas, cantik, murah hati, dan lembut dalam tutur kata. 

Kumang bukan sekadar figur mitos, tetapi menjadi sumber inspirasi nyata bagi para siswi di asrama tersebut.

Dahulu, sebelum nama asrama diberikan, sempat muncul alternatif nama santa," kata Musa. "Namun, saya mengusulkan nama Kumang, dewi dan pelindung orang Iban. Kan juga pelindung kita," papar Musa. Maka jadilah demikian! Asrama Putri Kumang.

Musa menjelaskan bagaimana karakter Kumang menjadi landasan pendidikan-asrama, di mana setiap kegiatan dan pembelajaran diarahkan untuk membentuk siswa menjadi pribadi yang berintegritas, cerdas dan efektif dalam berkomunikasi. 

Membaca buku yang ditulis Musa, pembaca memotong kurva belajar. Jika penulis menggali dan menyusun buku ini berlama-lama, sekian tahun, pembaca hanya memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari buku hanya dalam beberapa jam saja. 

Buku juga mengikat ilmu karena disusun secara sistematis, metodis, dan koheren. "Books are for nothing but to inppire," kata penulis dan intelektual Amerika, Ralp Waldo Emerson. 

Buku tak lain tak bukan tujuan terbitnya untuk jadi sumber inpirasi.

Buku. Demikian keunggulan. Dan cara bekerjanya!

Potensi dan manfaat pendidikan-asrama dan sosok Kumang

Musa membahas peran Kumang sebagai teladan yang memberikan contoh bagaimana menghadapi tantangan, bekerja sama, dan tumbuh sebagai individu yang berkontribusi positif bagi masyarakat.

Asrama Putri Kumang, Sekadau tampak depan.

Penampakan Kumang-Kumang zaman now: para penghuni asrama putri Kumang.

Buku yang ditulis oleh Musa ini memberikan pandangan yang jernih dan mendalam mengenai potensi dan manfaat pendidikan-asrama. Dengan fokus khusus pada nilai-nilai dan karakter Kumang sebagai pilar utama pembentukan kepribadian siswa.

Baca Gedung Kampus Utama Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK) Dan Harvard University

 Dengan demikian, buku tersebut akan menjadi sumber inspirasi dan panduan bagi pendidik, orangtua, dan masyarakat yang peduli terhadap perkembangan generasi muda melalui pendidikan-asrama.

Asrama Putri Kumang

Asrama ini dikelola oleh Para Suster dari Kongregasi Pasionis sejak pertengahan tahun 2017, dengan kapasitas menampung sekitar 150 siswi. 

Jumlah penghuni asrama mengalami fluktuasi selama beberapa tahun, mencapai puncak pada 2018 dengan 84 siswi.

"Dahulu, sebelum nama asrama diberikan, sempat muncul alternatif nama santa, orang kudus dalam tradisi hagiografi Gereja katolik" terang Musa. "Namun, saya mengusulkan nama Kumang, dewi dan pelindung orang Iban. Kan juga pelindung kita," papar Musa.

Maka jadilah demikian! Asrama Putri Kumang.

Sebagai ketua yayasan YPKK, dan pemberi nama, tentu saja Musa perlu asrama putri ini menjadi yang terkemuka di bumi Lawang Kuwari. 

Faktanya, secara akademik, anak-anak asrama menempati ranking 1 - 5 di kelas. Tidak kalah penting adalah pembentukan karakter baik, dan pembinaan spiritualitas.

Maka Musa, yang dididik dan ditempa oleh para padri Kongregasi Passiois, dan juga pernah mengenyam pendidikan asrama-seminari di Sekadau, berusaha. Sedemikian rupa, sebisanya memperlengkapi asrama dengan berbagai fasilitas.

Fasilitas asrama meliputi bangunan utama dengan lantai atas sebagai ruang tidur, lantai bawah untuk studi, makan, dan pertemuan, serta sebuah "Susteran Mini" dengan kamar pembina dan fasilitas lainnya. 

Pembangunan Aula pada tahun 2018, dengan WC, kamar staf dapur, dan ruang mandi, meningkatkan kenyamanan siswi. 

Selama enam tahun kerjasama dengan Suster Pasionis, delapan orang Suster telah bertugas di asrama, dengan periode tugas 1-1,5 tahun, menunjukkan kontinuitas dalam pembinaan siswi.

Asrama ini juga merespon pandemi Covid-19 yang menurunkan jumlah penghuni, namun pada tahun 2022 menunjukkan peningkatan peminatnya. Semoga Asrama Putri Kumang terus berkembang dan memberikan kontribusi positif dalam pendidikan dan pembinaan siswi.

Karakter dan citraan Kumang

Kumang, sebagai nama yang menggambarkan setia, tulus, bekerja tuntas, cerdas, cantik, murah hati, dan lembut dalam tutur kata, dipilih sebagai pelindung dalam asrama ini. Keberadaannya mencerminkan nilai-nilai positif yang ingin ditanamkan dalam setiap aspek kehidupan di sana.

Penghuni asrama, meskipun kapasitasnya besar, mengalami fluktuasi jumlah dari tahun ke tahun, terutama dengan penurunan signifikan selama masa pandemi Covid-19. Data ini memberikan gambaran perkembangan asrama seiring berjalannya waktu.

Fasilitas dan pengembangan asrama terus diperbarui dengan penambahan aula, ruang studi, WC, dan kamar staf dapur. Langkah ini mencerminkan komitmen untuk meningkatkan kenyamanan dan kualitas lingkungan belajar bagi para siswi.

Kerja sama dengan Suster Passionis

Kerja sama dengan Suster Pasionis menjadi unsur kunci dalam kelangsungan asrama, dengan rotasi para Suster yang memberikan kontinuitas dan kerjasama yang terjalin selama beberapa tahun.

Baca Lasarus Atau Sutarmiji Untuk KB-1, 2024

Kehadiran sepeda motor Honda Revo untuk mobilitas Suster Pembina menunjukkan perhatian terhadap kelancaran tugas dan aktivitas mereka di dalam dan di sekitar asrama.

Pada ketika ini, kepala asrama putri Kumang adalah Sr. Mariati, C.P.Periode tugas para Suster Passionis, yang durasi tugasnya rata-rata 3 tahun, memberikan wawasan tentang kontribusi mereka dalam membina siswi selama kurun waktu tertentu. 

Mengapa setidaknya 3 tahun? Sebab selama itu pembina asrama dapat bekerja melayani para putri Kumang secara all out, atau dalam istilah Sr. Mariati secara totalitas? 

"Agar pembina dapat mengikuti perkembangan dan dapat memberi pendampingan dengan saksama kepada sang putri Kumang hingga usai hidup di asrama," terang Musa.

"Namun, agaknya khusus untuk Sr. Mariati bisa jadi pihak Yayasan akan meminta khusus pada pimpinan kongregasi untuk diperpanjang masa tugasnya," kata Musa, sembari berkelakar.

Kiranya Asrama Putri Kumang terus berkembang. Sekaligus memberikan dampak positif bagi pendidikan dan perkembangan para siswi yang tinggal di sana.

(Rangkaya Bada)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url