Baga

Albertus Imas, M.A. menerangkan "baga" dan konteksnya.


SANGGAU NEWS : Albertus Imas, M.A., seorang pakar Dayak yang juga peneliti dan penulis buku Mozaik Dayak (2008) memberikan tanggapannya terkait kontroversi ucapan "baga" yang menjadi viral akhir-akhir ini di Kalimantan Barat.

Menurut Imas, dalam bahasa Dayak Kanayatn, kata "baga" memiliki arti "dungu." Namun, ia menyoroti bahwa jika diucapkan dua kali, maka artinya menjadi lebih intens, yakni "sangat dungu." 

"Dalam konteks bahasa Melayu, khususnya Senganan Kalimantan Barat, terdapat ekspresi "bodo bale," yang memiliki makna serupa," imbuh penulis buku Truly Asia.

Baga dalam konteks

Menurut murid Prof. Jim Collins ini, "Ucapan "baga" dari seorang politisi senior di Kalimantan Barat menjadi perbincangan hangat dan memicu respons dari berbagai kalangan."

Seperti diketahui. Bahwa "baga" diucapkan dalam suatu kampanye. Khusus untuk khalayak di situ, dan pada waktu itu. Bukan untuk konteks di luarnya.

Baca Cornelis: "Jas Merah"

Albertus Imas, dengan keahliannya dalam budaya dan linguistik Dayak, memberikan penjelasan mengenai makna kata "baga". Ia mengaitkannya konteks penggunaannya dengan budaya lokal.

Komentar Imas mencerminkan pentingnya pemahaman terhadap budaya dan linguistik dalam menghindari penafsiran yang salah terhadap kata-kata lokal. 

Kontroversi ini menyoroti sensitivitas penggunaan bahasa dalam konteks politik dan menekankan perlunya apresiasi terhadap keragaman budaya di Indonesia, terutama di wilayah Kalimantan Barat.

Albertus Imas, M.A., menekankan bahwa ucapan "baga" dalam konteks tertentu tidak seharusnya langsung memicu reaksi emosional. Ia menyarankan agar hal tersebut dijadikan bahan perenungan dan pemahaman lebih mendalam.

Dalam perspektif ilmu psikologi, Imas merujuk pada konsep "Johari Windows," yang menggambarkan ruang yang kita ketahui dan orang lain tahu, serta ruang yang kita tidak tahu dan orang lain ketahui. 

Menurutnya, "baga" dalam konteks ini mungkin sesuatu yang ada dalam ruang yang belum kita ketahui, begitu juga orang lain.

Baga itu selumbar

Selumbar adalah serpihan. Sesuatu yang menghambat kemampuan melihat dengan jelas atau menyeluruh, seperti halnya hambatan dalam pemahaman atau kesadaran terhadap suatu hal. Dengan kata lain, "selumbar" di sini dapat diartikan sebagai penghalang atau gangguan yang mengaburkan pandangan.

Baca Gedung Kampus Utama Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK) Dan Harvard University

Imas memberikan analogi bahwa "baga" bisa diartikan sebagai "selumbar yang menghalangi mata," yang menghambat kemampuan kita untuk melihat sesuatu secara jelas dan menyeluruh. 

Ungkapan "baga" dapat menjadi refleksi dari kurangnya pemahaman atau kesadaran. Mirip dengan tidak menyadari atau tidak melihat aspek-aspek tertentu dalam "Johari Windows."

Pendekatan Imas memberikan perspektif yang lebih luas terhadap makna "baga" dalam konteks budaya dan psikologis, mengajak untuk merenung dan memahami lebih dalam sebelum memberikan reaksi yang berlebihan terhadap suatu pernyataan.

Maka tidak perlu gusar bila mendengar kata "baga". Jika gusar, maka ia juga "baga baga".

(Rangkaya Bada)


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url