Semuntai: Jembatan Menghubungkan Sanggau dan 4 Kabupaten di Hulu Sungai Kapuas

 

Jembatan Semuntai: Pesona panorama Sungai Kapuas dan sekitarnya.
sumber photo berkatnewstv.com

Bangunlah jembatan! Jangan membangun tembok.

Begitu biasa kita dengarkan pepatah petitih. Hal itu tepat sekali di tempat sungai panjang lagi luas seperti Kapuas di Kalimantan Barat membelah daratan.

Sebelum tahun 1990-an, jalan darat ke hulu sungai Kapuas ini lewat jalan darat harus berhenti di sini. Suatu lokus yang kini berada di Jalan Lintas Kalimantan Poros Tengah, Semuntai, Kec. Mukok, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

Jadi bisa dibayangkan. Alangkah strategisnya Jembatan Semuntai ini!

Jembatan Semuntai menghubungkan dua kabupaten satu asal, yakni Sanggau-Sekadau. Jika dikelola baik, sebenarnya berpotensi menjadi "rest area". Mengingat lokusnya yang cukup strategis, selain panorama tepian Sungai Kapuas nan menawan. Jika dirancang baik, bisa jadi juga paket wisata-air. Dengan misalnya membangun di sekitar itu warung dan restoran terapung di atas permukaan air. Bahkan tidak menutup kemungkinan membangun penginapan bahkan hotel. 

Panjang jembatan 520 m, lebar 8 meter. Dibangun oleh Pekerja Umum (PU) Provinsi Kalbar, pada tahun 1990 dan selesai dalam waktu tiga tahun kemudian.

Jembatan Semuntai. Pesonanya yang belum banyak dimanfaatkan dan dinikmati orang setempat dan manusia yang lalu lalang sepanjang jalan. Padahal sangat digemari panorama indahnya oleh orang luar yang belum bisasa melihatnya.
sumber gambar: Google

Jembatan Semuntai
Jembatan Semuntai dengan segenap kuat dan megah pesonanya.


Sayangnya, tiang penyangga utama jembatan ini telah tiga kali dihajar kapal ponton berbeban berat. Sedemikian rupa, sehingga menimbulkan kekhawatiran.

Namun, lepas dari sejarah dan mistisnya. Jembatan Semuntai sebenarnya punya pesona luar biasa. Orang setempat saja tidak melihatnya. Namun, orang luar memandangnya dengan tatapan disertai dengan decak kagum.

Menikmati senja di tepian Sungai Kapuas di warung kopi sekitar jembatan, sungguh suatu hal yang menyenangkan. Sembari mendengar cericit burung walet. Serta raungan kendaraan lalu lalang. Ditingkah rentak irama lagu dangdut yang tanpa henti mengalun dari warung kopi.

Bukan sekadar Jembatan,
Semuntai juga wisata bahari dan pusat kuliner.

Sesekali menikmati suasana jembatan Semuntai sembari nyeruput kopi, asyik juga. Tiada dua rasanya dibanding tempat lain. Memang sesuatu yang tidak bisa “dibanding-bandingke”, sebab merupakan entitas yang berbeda. Maka Jembatan Semuntai sungguh unik. 

Sesungguhnya, pesona panorama Jembatan Semuntai dan sekitarnya bukan hanya jembatan. Jika hanya jembatan, di mana-mana ada, bahkan banyak. Namun,  Jembatan Semuntai menawarkan konsp yang lebih daripada itu.

Lihatlah! Manakalah senja merayap di sekitar, mendekap malam, cericit burung walet terdengar menawan. Seakan petanda hari segera akan gulita. Di sekitar belukar dan rumput liar, seharian mereka mencari makan serangga dan semut. Selain semut dan serangga, makanannya capung serta lalat buah, anai-anai, laron, sibar, atau lebah. Jika gerimis titis, dan hujan lebat baru saja jatuh, maka beterbangan dan seperti menghias tubir langit burung-burung wallet yang pulang ke sarang lebih awal.

Maka Jembatan Semuntai dan sekitarnya menebar pesona sendiri. Nuansa alam. Ketika perahu motor dan tongkang lewat, mesinnya akan meraung-raung. Hingga di kejauhan, sampai lenyap ditelan pemandangan, pesonanya masih tertinggal dalam dada.

Sementara itu, warung-warung kopi sekitar siap menghangatkan badan dan menambah indah suasana. Sembari menikmati indomie telor, sungguh Jembatan Semuntai sebenarnya tempat kesunaan orang pendatang. Anehnya, meski di mata orang pendatang indah; masyarakat setempat tidak melihat keindahannya lagi. Mungkin karena telah biasa. 

Pesona magis Jembatan Semuntai.

Pada masa yang akan datang, dan kini pun sebenarnya dalam konsep yang sederhana, Jembatan Semuntai sebuah objek wisata terkoneksi dengan kuliner dan hiburan. Kita bisa turun ke sungai Kapuas, masuk je jamban-jamban. Duduk duduk di situ, sembari mengikmati matahari tenggelam.

Di balik sinar kuning keemasannya yang bias, pemandangan Jembatan Semuntai dengan buih-buih sungai Kapuasnya yang magis, akan menjadi kenikmatan sendiri.

Entah orang lain. Saya sendiri. Jika lewat Jembatan Semuntai pasti tidak pernah tidak berhenti. Entah sekadar mereguk alangkah nikmatnya secangkir kopi. Entah menikmati pemandangan bahari sungai Kapuas. 

Rasa-rasanya, Jembatan Kapuas ini tergantung kita untuk menjadikannya terkenal, tempat santai, dan melepas lelah. Asalkan dipromosikan. Jembatan Merah saja di Surabaya amat terkenal karena ada lagunya.

Siapa yang akan mencipta lagu Jembatan Semuntai? *)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url