Mengenal dan Belajar Sistem Pertanian Organik Di Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara

Tampak sawah organik dan pertanian orang Krayan.

SANGGAU NEWS : Sistem Pertanian Organik (SPO) yang dipraktikkan oleh masyarakat Krayan mencerminkan harmoni antara manusia, alam, dan budaya. 

Prinsip-prinsip keberlanjutan yang menjadi dasar pertanian organik sejalan dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Krayan. Terutama dalam hal kelestarian serta menjaga keseimbangan ekosistem lokal.

Baca 10 Pemain Top Sawit Di Indonesia : Kaya Dengan Sawit

Penggunaan bahasan organik

Pertama-tama, dalam konteks pertanian organik, penggunaan bahan-bahan organik alami menjadi kunci. 

Dengan memahami alam Krayan yang kaya akan sumber daya alami, seperti tanaman obat tradisional dan pupuk alami, masyarakat Krayan mampu menjaga kesuburan tanah dan tanaman tanpa mengandalkan bahan kimia sintetis yang dapat merusak lingkungan.

Selanjutnya, prinsip-prinsip ekologis dalam pertanian organik juga berpadu dengan kondisi alam Krayan. 

Dengan memahami pola musim, dinamika sungai, dan topografi wilayah, masyarakat Krayan dapat mengoptimalkan waktu tanam, pemeliharaan tanaman, dan pengelolaan hewan secara lebih efektif. 

Pemahaman yang mendalam tentang musim dan berbagai aspek lain yang mempengaruhi sistem pertanian, menciptakan sistem pertanian yang lebih adaptif terhadap lingkungan sekitar.

Baca Denny JA, LSI, Dan "Nujum"-Nya Yang Jarang Meleset

Memperhatikan budaya masyarakat Krayan
Budaya masyarakat Krayan juga memberikan kontribusi signifikan dalam praktik pertanian organik. 

Pengetahuan tradisional tentang cara mengelola tanah, pemilihan varietas tanaman yang sesuai, dan teknik bertani yang diwariskan dari generasi ke generasi menjadi pondasi keberhasilan sistem pertanian ini.

Keunikan dan karakter khas budaya masyarakat Krayan juga tercermin dalam keberlanjutan hidup sehari-hari mereka. 

Cara masyarakat memandang alam sebagai bagian dari hidup, bukan sekadar sumber daya, menjadi inspirasi bagi penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam semua aspek kehidupan, termasuk pertanian.

Pendekatan manusia dan lingkungan

Memahami dan mengembangkan sistem pertanian organik di Sungai Krayan memerlukan pendekatan holistik yang mencakup aspek alam, lingkungan, dan budaya masyarakat setempat.

  1. Kondisi Alam:Pertimbangkan karakteristik geografis, iklim, dan topografi Sungai Krayan. Identifikasi tanaman dan hewan yang dapat tumbuh dan dihasilkan di wilayah ini. Pahami bagaimana kondisi alam memengaruhi pilihan pertanian dan peternakan lokal.
  2. Lingkungan:Evaluasi peran sungai-sungai besar dan kecil dalam menyediakan sumber daya air vital. Pahami dinamika sungai, pola musim, dan ketersediaan air untuk mendapatkan wawasan tentang bagaimana masyarakat Krayan mengelola hidup mereka berdasarkan sumber daya air.
  3. Budaya Masyarakat Krayan:
    Pahami budaya, tradisi, dan kearifan lokal masyarakat sebagai bagian integral dari konteks pertanian. Analisis bagaimana mereka beradaptasi dengan kondisi alam, menjaga keberlanjutan lingkungan, dan mentransmisikan pengetahuan dari generasi ke generasi.
  4. Sistem Pertanian Organik (SPO):
    Sebelum memahami lebih lanjut SPO yang diterapkan oleh masyarakat Krayan, bangun pemahaman bersama tentang konsep-konsep kunci seperti pertanian, pertanian organik, alam Krayan, dan budaya masyarakat Krayan.
  5.  Harmonisasi dengan Nilai Lokal:
    Pastikan bahwa praktik pertanian organik mencerminkan nilai-nilai dan kearifan lokal. Pertahankan keseimbangan antara inovasi teknologi dan pelestarian tradisi untuk memastikan penerimaan masyarakat terhadap perubahan.
  6. Inovasi Teknologi Lokal:
    Identifikasi dan dukung inovasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Krayan. Jelajahi cara memanfaatkan pengetahuan tradisional dalam konteks teknologi modern untuk meningkatkan efisiensi pertanian.
  7. Jaringan dan Pemasaran:
    Fasilitasi pembentukan koperasi atau kelompok petani untuk meningkatkan kerjasama, bertukar pengetahuan, dan memperluas akses pasar bagi produk pertanian organik.
  8. Pendidikan dan Pelatihan:
    Implementasikan program pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat Krayan tentang praktik pertanian organik, termasuk teknik budidaya baru dan manajemen sumber daya alam.
  9. Partisipasi Masyarakat:
    Aktif libatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait pengembangan pertanian organik. Bentuk forum partisipatif yang memungkinkan mereka menyampaikan ide, kekhawatiran, dan aspirasi mereka.
  10. Pelestarian Varietas Lokal:
    Prioritaskan pelestarian varietas tanaman lokal

Pemahaman holistik
Melalui pemahaman yang holistik terhadap sistem pertanian organik di Sungai Krayan, kita dapat mengidentifikasi potensi untuk pengembangan lebih lanjut. 

Baca Tirusel : Panglima Ulong Da’a Mengibarkan Bendera Merah Putih Raksasa Di Perbatasan

Kegiatan ini mencakup penerapan teknologi yang sesuai dengan nilai-nilai lokal, peningkatan akses pasar bagi produk pertanian organik, dan upaya pelestarian budaya untuk memastikan kelangsungan sistem ini.

Pertanian organik: alami dan berkelanjutan
Selama ini, yang telah dipraktikkan bertahun-tahun adalah sistem pertanaian menanam padi adan menggunakan sistem organik. Yakni melepas kerbau sebelum sawah dikerjakan. Kerbau berkubang dan memberikan pupuk kandangnya secara alami. Kemudian lahan seperti dicangkul dan dibajak. 

Masyarakat telah paham hal ini. Hanya saja, perlu dilibatkan sebagai sebuah gerakan yang terencana, terpadu dan holistik.

Dengan demikian, melibatkan masyarakat Krayan secara aktif dalam pengembangan solusi dan kebijakan yang mendukung pertanian organik dapat menjadi langkah yang efektif. 

Baca Sengkubak| Vetsin Alami Dayak

Hal ini tidak hanya akan memperkuat keberlanjutan sistem pertanian, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal di Sungai Krayan secara menyeluruh.
(Derayeh Lingu Tawak Lengilo)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url