Mgr. Agustinus Agus 74 Tahun: Tiada Henti Membangun Legasi

 

Mgr. Agustinus Agus, Pr., Uskup Agung Keuskupan Agung Pontianak.

SANGGAU NEWS : Hari itu, Rabu, 22 November 2023, Jalan Merdeka Barat, Kelurahan Mariana, Kecamatan Pontianak Kota.


Tepatnya berhadapan dengan Kampus II Universitas Katolik Santo Agustinus Hippo tampak ramai dengan kerumunan orang, termasuk kendaraan yang keluar masuk ke Gedung Keuskupan Agung Pontianak, yang baru diresmikan oleh Pj.Gubernur Kalimantan Barat, dr. Harisson,M.Kes pada hari jum’at,27 Oktober 2023.


Peristiwa apa gerangan yang terjadi?


Melayani, buka dilayani: Mgr. Agus pada HUT ke-74, memberi sesuap makanan simbol pelayanan kepada Prof, William Chang, Vikjen Keuskupan Agung Pontianak, anggota kuria.


Pemberkatan sebuah legasi

Ternyata, sore itu, pada pk.17.00 WIB, Rabu, 22 November 2023 ada peristiwa penting yang dilaksanakan di Gedung megah dan unik kebanggaan seluruh umat Keuskupan Agung Pontianak itu.

Baca Mgr. Agustinus Agus: Kiprahnya Dan Pelayanannya Di Paroki Dan Keuskupan Sanggau


Saat itu Uskup Agung Pontianak melaksanakan pemberkatan sebuah Kapel unik dan terkesan mewah di gedung itu, yang dibuat dari bahan kayu pilihan berkualitas tinggi, sehingga terasa sentuhan klasiknya. Inilah salah satu gagasan brilian dan mengagumkan yang merupakan “legacy” Mgr. Agus dan sekaligus menjadi kebanggaannya.

Mgr. Agus bahagia di hari ulang tahun ke-74 di antara serta didukung keluarga intinya asal Lintang Pelaman, Kabupaten Sanggau.


Tidak hanya itu! Acara yang diawali dengan Perayaan Ekaristi itu, sekaligus merupakan momen perayaan Ulang Tahun Mgr. Agustinus Agus yang ke-74, yang dihadiri oleh banyak kalangan, termasuk keluarga dekatnya. Seorang ibu, alumna SPG St. Paulus Sekadau Theresia Sepira yang telah lama bermukim di Pontianak mengungkapkan kegembiraannya di Grup WA Alumni SPG St. Paulus Sekadau bahwa ia boleh hadir di kesempatan langka itu, seraya mengirimkan foto dirinya bersama Mgr.Agus.

Baca Mgr. Valentinus Saeng Setahun Uskup Sanggau


Putra seorang panglima

Mgr. Agustinus Agus dilahirkan pada 22 November 1949 dari pasangan Panglima Bujang dan Ibu Joe dari Kampung Lintang Pelaman, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Mgr.Agus adalah anak kedua dari 8 bersaudara, 3 orang menjadi Rohaniwan (Mgr.Agus, Br. Yohanes Anes MTB dan Br.Marcelinus Bernardus MTB) dan hanya 1 orang  perempuan, yaitu yang bungsu, Edita Yati. Imus, Vitalis dan Br. Marcel adalah alumni SPG St.Paulus Sekadau.

Panglima Budjang dan Ibu Joe, orang tua Mgr. Agus. Dok. Sanggau News.


Penulis pertama kali mengenal Mgr. Agus pada saat ia menjalani masa Diakonat/Persiapan Tahbisan Imamat di Sekadau. Saat itu saya kelas 1 (satu) SPG St. Paulus Sekadau. Selanjutnya Ia ditahbiskan sebagai Imam Projo Prefektur Apostolik Sekadau, pada tanggal 19 Juni 1977. Paroki pertama yang menjadi tempat pengabdiannya adalah Paroki Senangak selama 3 tahun (1978 – 1981) dan langsung menjadi Pastor Kepala Paroki.

Baca Pang Budjang Salah Seorang Pejuang Perang Madjang Desa Dari Lintang Yang Dilupakan


Selanjutnya pastor muda yang hobi bulutangkis, mancing, dan ngimpa' (berburu) ini dipindahkan menjadi Pastor Kepala Paroki St. Petrus dan Paulus Sekadau (Paroki Pusat Prefektur Apostolik Sekadau) selama 2 tahun (1981 – 1983).


Hengkang dari Sekadau

Ketika pada tanggal 10 Juli 1982 Vatikan mengumumkan perubahan status Prefektur Apostolik Sekadau menjadi Keuskupan baru, Keuskupan Sanggau yang berkedudukan di Kota Kabupaten Sanggau (saat itu Sekadau masih kota kecamatan), yang selanjutnya diresmikan sebagai Keuskupan Sanggau pada tanggal 5 Desember 1982, maka Mgr. Agus juga hengkang dari Sekadau. Hengkang bukan untuk tugas pastoral di Paroki Katedral Sanggau, melainkan untuk menjalani penugasan studi kuliah S-2 Teologi di Maryknoll School of Theology, University of State of New York dan lulus pada tahun 1985.


Setelah pulang dari Amerika dan menyandang gelar S-2 Teologi, barulah Agustinus bertugas  kembali di Paroki sebagai  Pastor Kepala Paroki Katedral Hati Kudus Yesus Sanggau, yang diembannya selama 10 tahun (1985 – 1995).

Baca Keuskupan Sanggau: Awalnya Stasi Tahun 1925


Ketika saya kelas 3 SPG St.Paulus Sekadau, Mgr. Agus yang saat itu Pastor Kepala Paroki Sekadau, sempat membimbing rekoleksi untuk kelompok siswa/I SPG yang dibentuk oleh A.F. Stefanus Buan (guru SPG) yang dilaksanakan di Sei Ayak. Melalui kesempatan seperti itu, kami semakin mengenal Mgr.Agus sebagai Imam yang gaul, selalu ceria, optimis dan pandai menyanyi, sehingga disukai oleh kaum muda.

Agus ketika belia.

Penulis pribadi pernah menjadi stafnya di Paroki Sekadau selama 6 bulan pada tahun 1981(Januari – Juni 1981) dan pada tahun 1982 ketika memutuskan untuk pindah kerja dari Sekadau ke Ketapang, salah satunya adalah karena andil dari Mgr.Agustinus Agus.


Ditakdirkan menjadi Uskup Agung

Karier Mgr. Agus sebagai Uskup dirintisnya sejak diangkat menjadi Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Sanggau selama 5 tahun (1990 – 1995), kemudian menjadi Administrator Apostolik Keuskupan Sintang selama 4 tahun (1996 – 2000). Selanjutnya menjadi Uskup Definitif Keuskupan Sintang selama 15 tahun (2000 – 2015) dan akhirnya dipilih dan diangkat menjadi Uskup Agung Keuskupan Agung Pontianak oleh Paus Fransiskus pada 2 Juni 2014.


Uskup Agung 9 tahun

Dengan demikian pada Hari Ulang Tahun nya yang ke-74 pada tahun 2023 ini, Mgr. Agus sudah menjabat sebagai Uskup Agung selama 9 tahun. Jadi memang, Mgr. Agus sudah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin sebagai Uskup Agung. 


Sebagai Uskup Agung Pontianak, tanggungjawab dan mandat yang harus diembannya tentu makin besar; wilayah penggembalaannya meliputi 7 kabupaten/kota, yaitu Kota Pontianak, Kubu Raya, Mempawah, Singkawang, Sambas, Bengkayang dan Landak. Bandingkan Keuskupan Sintang yang melayani 3 Kabupaten (Sintang, Kapuas Hulu dan Melawi), Keuskupan Sanggau (Sanggau dan Sekadau) dan Keuskupan Ketapang (Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara). Ditambah lagi sebagai Uskup Agung yang juga harus memperhatikan dan mengkoordinir 3 keuskupan Sufragan (Keuskupan Sintang, Sanggau dan Ketapang) yang menjadi tanggung jawabnya.


Pada Usia ke-74 atau khususnya masa 9 tahun sebagai Uskup Agung Pontianak, tentu telah banyak yang dibuat oleh Mgr Agus untuk kebaikan banyak orang, baik kepada bangsa, Negara maupun Gereja (Umat).


Tiga karya monumental

Perkenankan penulis menyebut 3 hal yang merupakan karya monumentalnya.


Pertama, pembangunan Rumah Retret St. Yohanes Paulus II, yang diresmikan pada Sabtu,tanggal 24 Oktober 2020 di masa pandemi Covid 19 oleh Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji. Kompleks ini merupakan pelengkap yang menarik dan unik dari Renovasi Destinasi Devosi kepada Bunda Maria yang sudah dibangun sejak 1973 di Anjongan. Pengunjung “zirek” (ziarah dan rekreasi) dapat menikmati view alam pegunungan dengan kontur tanah yang berbukit-bukit; pengunjung juga dapat bernostalgia dengan replika gedung Gereja Katedral Pontianak tempo dulu, yang sekaligus digunakan sebagai gedung serbaguna. Ada juga rumah adat Dayak dan Tionghoa yang unik.

Baca Jeluk Pontianak Dali Tebas Punya, Ho!


Kedua, berdirinya Universitas Katolik pertama di Kalimantan Barat, yang merupakan impian Mgr. Agus sejak lama. Namanya Universitas Katolik Santo Agustinus Hippo, secara resmi berdiri melalui Surat Keputusan Mendikbud Ristek RI No.489/E/O/2022, tanggal 13 Juli 2022 dengan alih kelola dan kepemilikan STKIP Pamane Talino Ngabang dan digabungkan dengan Akademi Keperawatan Dharma Insan Pontianak dan Akademi Kebidanan St. Benedicta Pontianak, dengan Kampus Induk di Kota Ngabang dan Kampus II nya di Pontianak. Universitas ini saat ini telah memiliki 8 program Studi.


Ketiga adalah berhasil dibangunnya Gedung Keuskupan Agung Pontianak (Gedung Kantor dan Wisma), yang selama ini menyatu dengan Gereja Katedral, tapi sekarang dipindahkan ke Jalan Merdeka Barat, depan RS Santo Antonius yang lama atau sekarang di depan Kampus II Universitas Katolik St. Agustinus Hippo.


Menurut informasi yang disampaikan oleh R.P. Pius Barces,CP, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Keuskupan Agung Pontianak kepada penulis, Gedung Keuskupan Agung Pontianak ini terdiri atas 3 bagian. Bagian depannya terdiri atas 5 lantai. Bagian tengahnya 4 lantai. Sedangkan bagian belakangnya hanya terdiri atas 1 lantai dan diperuntukkan bagi Rumah Jompo Imam Projo.


Inilah 3 legacy dari sekian banyak karya monumental yang ditorehkan oleh Mgr. Agustinus Agus dalam kurun waktu sekitar 5 tahun terakhir. “Membangun legacy tiada henti”, itulah kiranya ungkapan yang patut diberikan kepada sosok yang masih sehat dan energik dalam usianya ke-74 pada tahun 2023 ini.


Quo Vadis setelah pensiun

Pada usia 74 tahun 2023 ini Mgr. Agus sudah menjabat sebagai Uskup Agung selama 9 tahun (2014-2023). Kalau dilihat dari Hukum Gereja, pada usia 75 tahun seorang Uskup memasuki masa pensiun, maka setidaknya Mgr Agus akan menjabat sebagai Uskup Agung selama 10 tahun. Namun, karena fisik Mgr Agus masih kuat dan sehat sampai usia sekarang, bisa jadi baru akan diangkat penggantinya setelah 2 atau 3 tahun kemudian.


Pertanyaan banyak umat, dimana Mgr.Agus akan menghabiskan masa pensiun dan masa tuanya nanti? Banyak yang berspekulasi bahwa rumah Jompo satu (1) lantai di belakang Gedung Keuskupan Agung Pontianak, mungkin akan menjadi tempat tinggalnya di masa itu. Tetapi ada juga yang mengatakan Ia akan tinggal di Rumah Retret St.Yohanes Paulus II di Anjongan, sembaru memberi bimbingan retret kepada umat yang memerlukan, atau tinggal di Kompleks Universitas Katolik St. Agustinus Hippo di Ngabang sambil menjadi akademisi atau pindah ke Nyarumkop sambil menikmati indahnya gunung Poteng dan bernostalgia tentang masa SMP dan SMA-nya dulu.

Baca Denny JA, LSI, Dan "Nujum"-Nya Yang Jarang Meleset


Hanya Mgr. Agus dan Tuhan yang tahu

Terlepas dari itu semua, yang tahu hanya satu orang, yaitu Mgr. Agus sendiri dan Tuhan yang tahu. Bukankah setelah pensiun, seorang Uskup bebas memilih di mana pun ia mau tinggal, termasuk di Kutub Utara sekalipun?

(R.Musa Narang)


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url