Maryo dan Helena : Umai Nomise, Kuliner khas Jepang di Ketapang

Maryo dan Helena: pasangan milenial melek literasi finansial.


SANGGAU NEWS : Maryo dan Helena, Tak syak lagi. Adalah  pasangan milenial yang melek finansial. Keduanya membuka usaha “Umai Nomise”.

Apa yang baru? Setidaknya ada dua.

Pertama, pengantin.

Kedua, kuliner khas Jepang di Ketapang, Kalimantan Barat.


Menikah

Hari itu, Sabtu tanggal 13 Januari 2024 adalah hari istimewa untuk pasangan milenial Christian Maryo Xaverius (disapa Maryo) dan Margaretha Helena Dogan (disapa Helena). Betapa tidak! Hari itu adalah hari bersejarah di dalam hidup mereka berdua. Keduanya telah berani membuat keputusan penting untuk memulai hidup baru sebagai suami isteri. Mereka membangun keluarga baru yang bahagia dan sejahtera.

Baca Dayak Kalbar Diaspora


Tidak kurang dari 200-an pasang mata lebih hadir dalam Misa Pemberkatan Perkawinan kedua pengantin. Upacara ikrar janji setia, sehidup semati dalam untung dan malang dilaksanakan di Gereja Katedral St.Gemma Galgani Ketapang. Adapun misa suci pemberkatan perkawinan dipimpin oleh P.Dr.Laurensius Sutadi,Pr, Pastor Kepala Paroki dan juga Vikaris Jenderal (Vikjend) Keuskupan Ketapang.


Di sini, dihadapan Allah melalui P.Laurensius Sutadi,Pr, 2 orang saksi (Lucius Yudi Saptono dan isteri), keluarga besar dan seluruh umat yang hadir, mereka berdua mengikrarkan Janji Perkawinan untuk sehidup semati dalam susah dan senang; satu untuk selamanya sampai maut memisahkan.


Redemptus Musa, sebagai wakil keluarga dan Ketua Panitia Perkawinan, di akhir Misa yang dimulai pk.13.00 WIB itu menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pastor L,Sutadi Pr dan semua umat yang telah berkenan hadir memberikan do’a dan restu kepada kedua mempelai.

Baca https://www.sanggaunews.com/2024/01/dayak-kalbar-diaspora-siapa-suruh.html


Pada sore harinya, di Ballroom Borneo Emerald Hotel dilaksanakan resepsi pernikahan meriah yang dihadiri tidak kurang dari 1000 an  orang, para handai taulan, sahabat, rekan kerja yang datang dari dalam kota maupun dari luar kota Ketapang. Banyak pejabat dan tokoh masyarakat hadir, termasuk orang No.1 Ketapang, Martin Rantan,SH,.M.Sos yang juga adalah Paman Maryo.


Dalam sambutan pengantar resepsi, Maryo mengungkapkan rasa syukurnya yang mendalam karena Tuhan telah memberinya jodoh seperti Do’a yang pernah dia panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus. “Aku meminta jodoh yang seiman, syukur kalau bisa sesama orang Dayak, sehingga lebih mudah dalam melakukan adaptasi satu sama lain”, demikian Maryo. 


Alumni China dan Jepang Mereka berkenalan secara tidak sengaja melalui Instagram pada pertengahan tahun 2022. Saat itu Maryo sudah bekerja di Ketapang tepatnya di PT Well Harvest Winning  Alumina Refinery/ Smelter yang lebih dikenal dengan PT.WHW, yang merupakan perusahaan asing asal China terbesar di Kalbar.

Helena melayani customer di resto mereka.


Sebelumnya selama 2 tahun (2018 – 2020) ia sempat berdomisili di China, tepatnya di Hangzhou untuk belajar dan bekerja melalui perusahaan PT. Borneo Alumindo Prima Ketapang yang termasuk “Hangzhou Jinjiang Group” dari China. Saat di China, Maryo belajar tentang Bahasa Mandarin dan Budaya China di Sanmenxia Polytechnic, belajar tentang Proses Produksi Alumina,dll di Shanxi Fusheng Alumina.


Hasilnya, Maryo faham tentang seluk beluk proses produksi Alumina dan menguasai secara aktif Bahasa Mandarin, di samping bahasa Inggris dan Indonesia tentunya. Berkat pengalaman dan keterampilan serta ilmu yang ia peroleh di China, sekarang ia menjadi salah seorang pekerja Indonesia yang penting di PT. WHW dengan tugas dan fungsi (tupoksi) utama sebagai “Technical Translator”, dari Bahasa Mandarin ke Indonesia atau sebaliknya.


Sebaliknya pada tahun 2022 itu, Helena masih berdomisili di Jepang, tepatnya di Jeikomu sebagai tenaga medis. Ia bekerja di sebuah lembaga yang disebut “Caregiver Pasien Demensia, Jeikomu”, lembaga pelayanan dan perawatan untuk para lansia dari November 2019 sd. Oktober 2024 atau selama 4 tahun.

Baca Baga


Sebelum berangkat ke Jepang, ia mengikuti pendidikan persiapan bekerja di Jepang selama 1 tahun (2018 – 2019) di Lembaga Pendidikan Bahasa Jepang di Bali.


Dengan latar belakang pendidikan sebagai bidan yang ia peroleh dari Akademi Kebidanan Farama Mulya, Jakarta, proses persiapan kerja di Jepang tidak mengalami kendala yang berarti.


Helena merasa betah bekerja dan tinggal di Jepang, seperti temannya Yohana Yusmarita sesama orang Ketapang yang kemudian menetap dan menikah dengan pria Jepang.


Pemikiran dan jalan hidup Helena menjadi berubah setelah berkenalan dengan Maryo melalui media sosial Instagram. Ia merasa ada “sesuatu yang aneh” setelah berkenalan dan berkomunikasi dengan Maryo.


“Apakah Maryo akan menjadi tulang rusuknya”?, pikir Helena. Akhir tahun 2022 dampak pandemi Covid 19 masih terasa.


P. Damianus Sepo memberkati usaha kuliner Umai Nomise.


Setelah 3 tahun bekerja dan pandemi sudah reda, lantas Helena meminta izin untuk dapat cuti dan pulang ke Indonesia pada akhir 2022, tentunya setelah berkomunikasi intensif dengan Maryo untuk janjian ketemu.


Saat cuti itu, mereka berdua merasa semakin mantap untuk maju ke pelaminan dan Helena akan segera pulang ke Indonesia. Tentu saja setelah mereka berkomunikasi dengan orangtua masing- masing.


Latar Belakang keluarga

Maryo adalah putra sulung dari 2 bersaudara dari pasangan Yohanes Aliman guru Bahasa Inggeris di SMP St. Agustinus Ketapang dengan Mariana Wita. Maryo lahir di Tumbang Titi pada 15 Mei 1995. Ia menempuh pendidikan Dasar di TK PL. St.Maria dan SD PL St.Yosef Ketapang, pendidikan menengah di tempuhnya di SMP St.Agustinus dan di SMA PL St. Yohanes Ketapang; selanjutnya pendidikan tinggi ditempuhnya di Universitas Katolik Sugiyopranoto, Semarang Jurusan Teknik Informatika (Komputer).


Sebaliknya Helena adalah putri Sulung dari 3 bersaudara dari pasangan Medardus seorang PNS di Kantor Camat Simpang Dua dengan Kristina Yosefa yang tinggal di Kampung Karab Kecamatan Simpang Dua.


Helena juga kelahiran tahun 1995, sama dengan Maryo dan berumur 29 tahun ketika mereka menikah. Pendidikan SD dan SMP ditempuh Helena di Simpang Dua; masing- masing di SD Negeri No.1 Banjur Karab dan SMP Negeri 01 Simpang Dua. Selanjutnya ia melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Ketapang dan Akademi Kebidanan Farama Mulya, Jakarta.


Melek Finansial

Hal yang menarik dari pasangan milenial ini adalah sikap kemandirian mereka, terutama masalah finansial. Setelah pertemuan mereka di Ketapang pada akhir 2022 dan mereka sepakat akan menuju pelaminan karena telah merasa cocok, maka mereka berdua mulai menyusun budget (anggaran keuangan) untuk masa depan mereka berdua. Masa kontrak kerja Helena di Jepang berakhir pada bulan Oktober 2022 dan tidak diperpanjang lagi.


Setelah berkonsultasi dengan orang tua masing- masing. Mereka sepakat bahwa setelah Helena sampai di Indonesia, acara pertunangan akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2023 di rumah orangtua Helena di Karab, Simpang Dua. Sedangkan upacara pemberkatan Perkawinan dan resepsi Pernikahan akan dilaksanakan di Ketapang, yang berpusat di rumah orangtua laki- laki.


Dari hasil kerja Maryo dan Helena selama di luar negeri dan sampai sekarang, mereka membuat perencanaan keuangan mulai dari acara “Prewedding” di Bromo, Jawa Timur, Acara Tunangan di Karab dan Perkawinan di Ketapang. Menurut Yohanes Aliman, mereka sebagai orangtua tinggal mendukung hal- hal yang dipandang perlu, seperti hal- hal yang berhubungan dengan pemberkatan di Gereja, Resepsi dan acara adat. Kemudian, Maryo sudah mengalokasikan dana untuk pembangunan rumah pribadi mereka di dekat orangtuanya di bilangan Gang Ramin Ketapang yang sekarang sudah mencapai 60% rampung.


Helena telah mengalokasikan dananya untuk buka usaha “Kuliner Khas Jepang” dengan nama “Umai Nomise” yang beralamat di Jln.Sudirman, No.67 A, di depan Kantor Pengadilan Negeri Ketapang, tidak jauh dari RS.Fatima.


Pemberkatan lokasi Usaha kuliner Jepang ini dilaksanakan pada hari Senin, 5 Februari 2024 yang dipimpin oleh P. Damianus Sepo,CP. Jenis Usaha Helena ini adalah usaha makanan khas Jepang ke-3 yang ada di Ketapang setelah yang berlokasi di Jalan A. Yani dan di Jalan Dr.Sutomo, Ketapang.


Selama di Jepang di samping bekerja sebagai perawat untuk para lansia, ia juga menjadi fasih berbahasa Jepang dan pandai memasak aneka macam makanan ala Jepang.


Helena memang memiliki “passion” atau hobi di bidang kuliner atau masak- memasak. Ia belajar dan menguasai aneka macam menu makanan khas Jepang yang kemudian ia bawa pulang ke Indonesia untuk membuka usaha “Umai Nomise” ini.


Menurut Helena, kalau diterjemahkan arti dari “Umai Nomise” ini adalah Kedai Makanan/Minuman enak khas Jepang”. Umai Nomise sudah dibuka, silakan datang dan menikmati kuliner khas jepang di Kota Ketapang.


Selamat berjuang dan sukses Helena dan Maryo, semoga usaha yang kalian bangun, dapat menjadi inspirasi bagi kaum muda dimanapun berada. Proficiat!
(R.Musa Narang).



Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url