Jokowi Effect dan Bipang Ambawang

Bipang Ambawang jadi masyhur karena Jokowi Effect.

SANGGAU NEWS : "Jokowi Effect," atau  Pengaruh Jokowi. 

Terminologi ini menjadi topik yang tak pernah habis untuk dibahas. Terutama dalam konteks dunia politik praktis di Indonesia. 

Perbincngan perihal Jokowi Effect menjadi topic trending. Seakan tiada habisnya membahas fenomenon "si tukang kayu". Mulai dari papan catur yang dibuatnya, pion dan raja yang dimainkannya, hingga ke Bansos yang memang telah disepakati di parlemen perntukan, dan pembagiannya.

Hal itu menegaskan kebenaran teori: big people makes big news!

Terutama terkait dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang konon katanya "gembos" karena meninggalkan, dan ditinggalkan, sosok ugahari yang tidak mudah untuk dibaca langkah permainan caturnya di dunia politik.

Bipang Ambawang dan Jokowi Effect

Namun, bagi orang Pontianak dan Kalimantan Barat. Diakui atau tidak, meski dapat dilacak rekam jejaknya di media digital, Jokowi seorang marketer sejati. 

Tak syak lagi. Mantan tukang kayu lah endorser, sekaligus tokoh yang memperkenalkan kuliner khas lokal itu ke seantero Indonesia dan juga mencanegara. 

Sedemikian rpa, sehingga Ambawang menjadi bukan saja pusat kuliner di bumi khatulistiwa, melainkan juga destinasi wisata yang menggairahkan konomi kreatif sepanjang jalur jalan internasional Pontianak - Kuching, Malaysia.

Bipang Ambawang dalam sajian siap-santap.

Jokowi Effect juga memiliki dampak signifikan dalam memperbaiki citra sekaligus mendongkrak popularitas "Bipang Ambawang."

Baca Cornelis, "Jas Merah": Kalbar Lumbung Suara PDIP Yang Turut Mengangkat Jokowi Dua Periode Presiden RI

Sebelumnya, banyak yang tidak terlalu familiar dengan apa itu "Bipang Ambawang" dan di mana sebenarnya kuliner khas Dayak itu berada? Namun, dengan dukungan Jokowi, kuliner ini tiba-tiba menjadi sorotan dan mengundang perhatian luas. 

Fenomena ini bukan hanya sekadar peningkatan popularitas. Lebihdari itu, juga menciptakan suatu kebangkitan bagi kuliner-kuliner tradisional yang mungkin sebelumnya kurang dikenal di tingkat nasional.

Sebagai tokoh publik yang sangat dihormati, Jokowi memiliki kemampuan untuk membawa perhatian masyarakat pada berbagai aspek kehidupan, termasuk warisan budaya dan kuliner tradisional. 

Melalui dukungan Jokowi --meski dia sendiri tidak mengonsumsinya, "Bipang Ambawang" menjadi lebih dari sekadar makanan lokal. Tetiba berubah menjadi simbol dari keragaman budaya Indonesia yang patut dihargai.

Endorsement dari "Pak Lurah" ini, bukan hanya memberi dorongan pada industri kuliner lokal, tetapi juga menciptakan kesadaran akan pentingnya melestarikan dan menghargai ragam kuliner yang dimiliki oleh setiap suku dan daerah di Indonesia.

Dengan mengangkat dan menciptakan tren positif terhadap kuliner-kuliner tradisional, Jokowi Effect memberikan kontribusi positif dalam pelestarian dan promosi kekayaan kuliner Indonesia. 

Endorsement dari Pak De ini, bukan hanya memberi dorongan pada industri kuliner lokal, tetapi juga menciptakan kesadaran akan pentingnya melestarikan dan menghargai ragam kuliner yang dimiliki oleh setiap suku dan daerah di Indonesia.

Penampakan tempat pemangangan: resik, apik, artistik dengan bahan bakar kayu yang jadi arang terbaik. Membuat citarasa Bipang Ambawang khas, dengan aroma tak ada duanya.

"Bipang" merupakan singkatan dari "babi panggang" yang dalam Bahasa Inggris diterjemahkan sebagai roast pork

Terkadang, proses pembentukan akronim dalam bahasa Indonesia memang dapat bervariasi dan tidak selalu mengikuti aturan yang konsisten.

Penggunaan suku kata terakhir dari satu kata dan suku kata pertama dari kata berikutnya, seperti yang terlihat dalam "bipang" yang berasal dari "babi panggang," merupakan bentuk variasi yang mungkin terjadi dalam penggunaan sehari-hari.

Bipang Ambawang mendapat dukungan dari "Pak Lurah". Terutama dorongannya di dalam memperkenalkan. Sekaligus mempromosikannya sebagai "keunggulan lokal" di mana setiap daerah memilikinya.

Baca Baga

Pembentukan akronim tidak selalu terikat oleh aturan tertentu, dan dalam beberapa kasus, kesesuaian fonetik atau praktikalitas dalam penggunaan sehari-hari dapat mempengaruhi bagaimana akronim diciptakan. 

Beberapa akronim dapat dihasilkan berdasarkan adat atau konvensi lokal, dan variasi dapat muncul tergantung pada preferensi komunitas atau daerah tertentu.

Babi panggang disajikan dalam porsi yang diinginkan. Metode dan lokasi pemanggangan babi panggang gaya Ambawang.

Penting diingat bahwa bahasa adalah dinamis dan berevolusi, serta penggunaannya dapat bervariasi di berbagai konteks dan komunitas. 

Oleh karena itu, variasi dalam pembentukan akronim dianggap wajar, tergantung pada praktik yang berkembang dalam suatu lingkungan tertentu.

Tiba-tiba, kuliner khas budaya Dayak dan Tionghoa di pinggiran kota Pontianak tak terduga. Menjadi viral dan mendapat pengakuan luas. 

Pemicunya adalah pengenalan kuliner khas Kalimantan Barat ini oleh Joko Widodo kepada publik. Sementara sebagian mengungkapkan keberatan, yang lain memuji. Keunikan kuliner ini kini menarik perhatian dari berbagai arah.

Terletak sekitar 1 jam dari Bandara Supadio Pontianak

Terletak sekitar 1 jam dari Bandara Supadio Pontianak, permata kuliner ini mudah diakses, terletak di pinggiran Pontianak di Ambawang. Oleh karena itu, disebut sebagai "bipang" atau babi panggang Ambawang. 

Menu sesial ini mencakup porsi kecil hingga besar. Dengan nama-nama lokal dalam bahasa Kanayatn, salah satu sub-suku suku Dayak dengan populasi signifikan di Kalimantan Barat.

Jika ingin memuaskan rasa penasaran dengan mengunjungi, disarankan untuk datang sekitar pukul 11 hingga 12 siang. Mengapa? Karena saat itu, hidangan disiapkan segar dari oven

Namun, bagi yang tidak dapat mengonsumsi daging babi, tidak perlu khawatir. Ada opsi menu alternatif, termasuk ayam dan ikan. "Bipang" lebih dari sekadar nama; berfungsi sebagai merek yang mencerminkan keunikan kuliner yang lezat dari Ambawang, menarik perhatian masyarakat setelah diperkenalkan oleh Joko Widodo.

Kuliner khas Dayak yang istimewa

"Bipang Ambawang" adalah kuliner khas Dayak. Rasanya minimalis dengan jumlah garam yang pas, dan citarasa diperkaya dengan rempah-rempah dari daun khas Dayak. Jika diinginkan, penyajian tambahan dapat diminta sesuai dengan selera pribadi.

Tentang harga? Ada yang bilang "premium", meski sebenarnya, relatif. 

Jika dipesan per porsi, harganya berkisar antara 75.000 hingga 125.000 Rupiah Indonesia. Namun, apa artinya harga ketika kita bisa makan dengan puas dan kebahagiaan?

(Rangkaya Bada)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url