Tiwi Etika: Perempuan Dayak Akademisi Penganut Kaharingan


  • Dr. Tiwi Etika: potret perempuan Dayak zaman now: Pintar dan cantik.
Tiwi Etika. Di kota cantik, Palangka Raya, namanya mengikuti jejak Kartini: Harum namanya.


Sungguh berdecak kagum kita. Manakala menyimak perjalanan anak kelima dari Iskandar dan Ramani ini, terutama di dunia akademik. Tiwi  menyelesaikan pendidikan dasarnya hingga tingkat menengah di Kecamatan Montallat dan sekolah menengah atas di Palangka Raya. 

Tiwi meraih gelar Sarjana (S-1) dan Magister (S-2) di Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar, Bali. 

Kemudian, pada tahun 2008-2011, ia mengejar gelar doktoralnya di Universitas Burdwan di Benggala Barat, India, dan menjalani program post-doktoral di KITLV Leiden, Belanda, pada tahun 2018. Selain itu, pada tahun 1998-1999, Tiwi mengikuti kursus singkat Bahasa Hindi di Kendriya Hindi Sansthan di Agra, India.

Tiwi meraih gelar Philosophy of Doctor (Ph.D.) dalam bidang Filsafat Hindu dari The University of Burdwan-India. Ia terus fokus pada penelitian, menulis artikel, dan buku yang berfokus pada tradisi Kaharingan, termasuk aspek sejarah, teologi, dan filosofi.

Sejak masa kuliahnya di Denpasar, Tiwi telah aktif dalam berbagai jabatan, termasuk dua periode sebagai Ketua Senat Mahasiswa pada tahun 1999-2001. Ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua KNPI Bali dari tahun 2000 hingga 2003. 
Baca artikel inspirasi terkait Dr. Herkulana Mekarryani: Inspirasi Dan Pegiat Literasi Dayak

Setelah menyelesaikan pendidikan S-1 di Bali, Tiwi kembali ke Kalimantan Tengah, tanah kelahirannya, dan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Tampung Penyang Palangka Raya sejak tahun 2001. 

Tiwi meraih gelar Philosophy of Doctor (Ph.D.) dalam bidang Filsafat Hindu dari The University of Burdwan-India. Ia terus fokus pada penelitian, menulis artikel, dan buku yang berfokus pada tradisi Kaharingan, termasuk aspek sejarah, teologi, dan filosofi.

Tiwi mulai aktif menulis tentang tradisi Kaharingan sejak tahun 2001, ketika ia menulis tugas akhirnya untuk pendidikan sarjana tentang Eksistensi Sangku Tambak Raja, yang merupakan sarana persembayangan rutin umat Kaharingan di Kalimantan Tengah. 
Baca artikel terkait Yunitha Andrie: Satu Hari, Satu Bungkus Mie

Dalam tesisnya untuk pendidikan magister, ia mengeksplorasi Aspek Ketuhanan Dalam Kita Suci Panaturan dan Identifikasinya dari perspektif teologi Hindu. Kitab Panaturan adalah kitab suci yang menjadi panduan beragama bagi umat Hindu Kaharingan di Kalimantan Tengah.

Pada tahun 2007, ia menulis tentang integrasi kronologis Kaharingan ke dalam Hindu Dharma, dan pada tahun yang sama, ia juga menyajikan Selayang Pandang Tentang Hindu Kaharingan. 

Tiwi bersama Damianus Syiok menulis buku Mutiara Isen Mulang pada tahun 2015. Pada tahun 2017, Tiwi menerbitkan buku Konsep Ketuhanan Dalam Ajaran Hindu Kaharingan dan buku Penuturan Konsep Panca Sradha dalam Kitab Panaturan.

Selain itu, ia telah menulis banyak artikel tentang tradisi Kaharingan, terutama yang berkaitan dengan suku Dayak Dusun dan Dayak Ngaju. Tiwi juga menjadi pembicara seminar baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional tentang Hindu Kaharingan.

Pada Kongres Internasional I Kebudayaan Dayak di Bengkayang, Tiwi menyajikan makalah berjudul "Agama Asli Suku Dayak: Tantangan dan Masa Depannya," yang kemudian diterbitkan dalam buku Menjadi Dayak Tanpa Sekat: Prosiding Kongres Internasional I Kebudayaan Dayak di Bengkayang. 

Selain itu, Tiwi juga menjabat sebagai ketua panitia penyelenggara seminar internasional "Hinduism in the Millennial Era" di Palangka Raya pada 3 Oktober 2019.
Baca artikel inspiratif lainnya Heppi Ramat: Dari Pedalaman Malinau "Mengajari" Orang Jakarta

Jiwa organisasinya tercermin dalam berbagai peran kepemimpinan, termasuk sebagai Wakil Ketua Majelis Besar Agama Hindu Kaharingan (MB-AHK) Pusat sejak tahun 2014, Wakil Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Kalimantan Tengah sejak 2012, Wakil Ketua Wanita Hindu Kaharingan Provinsi Kalimantan Tengah sejak 2019, Sekretaris Wanita Hindu Dharma (WHDI) Provinsi Kalimantan Tengah dari tahun 2014 hingga 2019, anggota Dewan Riset Daerah (DRD) Provinsi Kalimantan Tengah periode 2019–2022, dan Ketua Ikatan Cendikiawan Hindu Indonesia (ICHI) Provinsi Kalimantan Tengah sejak 2019. 

Di dunia akademik, ia saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Dharma Duta dan Brahma Widya di Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Tampung Penyang Palangka Raya sejak tahun 2018. Di tingkat internasional, ia juga menjadi anggota Yayasan Internasional ICCS-USA (International Center for Cultural Studies United States of America). *)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url