Ngayau: Novel Sejarah ketika Dayak Selalu Menang

 

Ngayau: Misteri Manusia Kepala Merah. Cheu Fung Theu

Bisa jadi, subjudul terakhir itu tak banyak orang mafhum. Maklum, dialek Tio Ciu. Yang juga dimengerti orang Hakka di Kalimantan Barat. 
Itu pengalaman sejarah. Puncaknya tahun 1967. Ketika kedua etnis diadu-domba pihak berkepentingan, yang tidak ingin tangannya kotor, sehingga "nabok nyilih tangan". 

Baca Ngayau - Misteri Manusia Kepala Merah - Teu Fung Theu

Belakangan, Dayak dan etnis Tionghoa mafhum. Mereka sama-sama di-victimisasi sebagai tumbal. Korban politik ketika itu.Maka "Cheu Fung Theu" menjadi tanda sekaligus petanda. Jika ada manusia berikat kepala merah, waspadalah! Siap-siap kalah! Sebab Dayak invictus. Selalu menang dalam setiap pertempuran dan tak teralahkan dalam peperangan.

Novel sejarah Ngayau oleh Masri Sareb Putra mengisahkan tentang budaya dan tradisi ngayau yang merupakan istilah dalam bahasa Dayak untuk perang suku atau revenge (balas dendam). 

Dalam novel ini, penulis membawa pembaca untuk memahami lebih dalam tentang praktik ngayau yang merupakan bagian integral dari sejarah dan kebudayaan suku Dayak di Kalimantan, Indonesia. 

Novel ini menyoroti bagaimana ritual ngayau telah membentuk hubungan sosial dan politik dalam masyarakat Dayak. Juga perannya dalam mengatur kehidupan suku tersebut.

Melalui penelitian dan penjelasan yang mendalam, penulis menggali latar belakang, makna simbolik, dan aspek-aspek sosial dari ngayau. 

Pembaca akan dibawa untuk memahami konflik-konflik yang melibatkan ngayau dan bagaimana tradisi ini memengaruhi kehidupan masyarakat Dayak dari masa lalu hingga saat ini. 

Novel ini juga mengajak pembaca untuk merenung tentang pentingnya melestarikan dan menghormati warisan budaya ini.

Novel berlatar sejarah ini  karya yang menarik dan berharga karena membawa pembaca untuk mengenal lebih dekat tentang tradisi ngayau dalam budaya Dayak. Ngayau tidak sembarang. Ada syarat-syaratnya. Dalam makna lagi kuat konsep di dalamnya.

Berikut adalah beberapa aspek yang menjadi kelebihan novel ini:

  1. Penulis secara cermat dan mendalam menggali budaya ngayau, memberikan wawasan yang kaya tentang tradisi yang jarang dikenal oleh masyarakat umum.
  2. Novel ini membahas implikasi sosial dan budaya dari praktik ngayau, membuka wawasan tentang konflik dan hubungan antarsuku dalam masyarakat Dayak.
  3. Ngayau membantu memperkuat identitas budaya Dayak dan mengangkat kekayaan serta kompleksitas tradisi mereka.

Meski demikian, novel ini juga membuka celah yang perlu diperhatikan:

1. Perspektif Subjektif: Penulis memberikan sudut pandang yang lebih menghargai tradisi dan perspektif Dayak tanpa menyentuh aspek kritis atau dampak negatif dari praktik ngayau.Dalam praktik pengayauan, Dayak selalu menang, tidak pernah kalah.

2. Konteks Sejarah yang Lebih Komprehensif: Novel ini mungkin memperoleh manfaat lebih besar jika lebih merangkul konteks sejarah yang lebih luas dan pengaruh kolonialisme serta modernitas terhadap praktik ngayau.
Kunjungi NGAYAU-Panglima Burung-Pre-order

Ngayau adalah novel adalah karya yang informatif dan mendalam tentang tradisi ngayau dalam budaya Dayak. 

Pembaca akan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang keberagaman budaya Indonesia dan pentingnya melestarikan tradisi warisan ini. 

Meskipun memiliki perspektif "orang dalam Dayak", novel ini memberikan kontribusi yang berarti. Terutama memahami warisan budaya suku Dayak di Kalimantan. (Sabang Merah*)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url