Mara Seniman Serba-bisa Obi Rosak


Cah komatn neh Mara ngajarkan bule metik sape. Dok foto: dayakdreams.com

Nama kerennya:  Christian  Mara.

Nama dikenalnya adalah Mara (saja).  Pria ugahari seniman serba-bisa itu dilahirkan di Rosak, sebuah dusun di kecamatan Jangkang, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. 

Bulan kelahirannya: Juli. Tahun 1964. "Tapi tanggalnya gak tahu," cetusnya. "Maklum dulu orangtua tidak punya almanak seperti saat ini. Mengandalkan ingatan saja," terangnya.

Mara dikenal sebagai seorang autodidak, akan tetapi menekuni setiap bidang yang diterjuninya. Pendidikan formalnya hanya hingga kelas V Sekolah Dasar. Tapi fasih berbahasa Inggris sehari-hari.

Pria bersahaja ini dikenal sebagai pelantun pantun dan lagu-lagu Dayak Jangkang lewat kaset dan CD. Lagunya yang terkenal, antara lain “Koyuh Ara” dan “Domamakng Domia”.

Baca Cerita Rakyat Dari Jangkang

Bukan hanya pandai membawa lagu-lagu Dayak Jangkang, Mara juga piawai menyanyikan lagu Melayu, semisal “Ganteng Ana” yang syairnya sangat inspiratif sarat pesan persaudaraan antardua etnis, “riyak tih kita dua bodompu” yang berarti: ingatlah, sejak dulu kita saudara.

Ars est celare artem: karya seni yang hebat ialah ketika orang tidak lagi bisa melihat berapa besar upaya dikeluarkan untuk membuatnya.

Mara mencari penghidupan di bidang musik, kesenian, dan kerajinan Dayak pada umumnya. Ia menetap di Pontianak. 

Di kota khatulistiwa ini, ia membesarkan sebuah sanggar kesenian Dayak, antara lain dengan mengembangkan sape, alat alat musik petik khas Suku Dayak.

Mara juga dikenal sebagai pelestari dan pengrajin gong. Gong khas Dayak itu dibuatnya sendiri di halaman rumahnya di Pontianak, tak jauh dari arah bandara Supadio.

 Secara otodidak, ia mempelajari setiap nada yang ditimbulkan dari gong tersebut.Seakan-akan getar nada itu demikian mudah dipilah-pilahnya berdasarkan telinga dan insting kesenimanan alamiahnya dari pendengaran dan cita rasa.

Ia menjual seperangkat gong hasil tempaan tangannya. Karena tidak mudah membuatnya, selain menguras waktu dan tenaga, harganya bisa sampai puluhan juta. Tapi pantas untuk sebuah karya seni --seperti kerap dikatakan-- bahwa “ars est celare artem” yang berarti: karya seni yang hebat ialah ketika orang tidak lagi bisa melihat berapa besar upaya dikeluarkan untuk membuatnya.

Karena keterampilannya membuat alat musik dan gong, Mara dikenal dan diundang ke mancanegara untuk menularkan keterampilannya. Antara lain ke Thailand dan Sibu, Malaysia. Bahkan, di Sibu, Mara melatih musik di Sanggar Sri Kelayang.

Dan kini Mara adalah master sape. Bukan hanya piawai memetik.Ia juga mahir membuat alat musik tradisional Daya itu.Ia bercita-cita bikin1.000 sape. Sape yang telah lahir dari karya cipta tangannya dijual antara Rp 1-4 juta. 

Baca Forum Dayak Kalimantan Barat Jakarta (FDKJ) Bikin Buku Jelang Gawai Dayak Di Jakarta

sumber foto: dayakdreams.com

Baca Panglima Jilah Dan Fenomena Pasukan Merah

Lagu-lagu Kondan berwarna dan bernuansa Dayak Jangkang yang dibawakan Mara dapat diunduh di Youtube. Mara juga piawai membawakan lagu etnis Dayak lain. Seniman serba-bisa.

Album lagu Mara, antara lain “Album Pop Dangdut: Lagu Daerah Kabuaten Sanggau” CD, produksi: Galaherang Production. (Rangkaya Bada)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url