Batu Kursi, Salah Satu Misteri di Perbatasan Krayan

Penampakan Batu Bara' atau Batu Bengkak. Gambar: Istimewa.

SANGGAU NEWS : Krayan, suatu wilayah di "hearts of Borneo", Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menyimpan banyak misteri yang belum terungkap sepenuhnya.

Krayan, dengan segala keunikan dan keindahan alamnya, menjadi tempat yang sarat akan cerita dan rahasia yang masih menyelimuti. 

Selain inskripsi, batu bertulis, yang tersebar di mana-mana di wilayah Krayan, Batu Bara' merupakan salah satu dari kekayaan alam yang dimiliki Krayan, menjadi bagian tak terpisahkan dari khasanah budaya serta sejarah orang-orang Krayan.

Batu Bengkak nan ajaib

Batu Bara' atau Batu Bengkak, demikianlah nama yang disematkan oleh masyarakat Dayak Lengilo', merupakan sebuah batu yang terletak di Sungai Krayan, Tanjung Pasir Long Rungan, Krayan Tengah. 

Legenda turun-temurun menyebutkan bahwa batu ini dipercaya memiliki kekuatan gaib; siapa pun yang berani menyentuhnya akan mengalami pembengkakan di tubuhnya. 

Sejak zaman dahulu kala, masyarakat yang masih menjunjung tinggi kepercayaan animisme sangat menghormati keberadaan batu ini, bahkan tak berani mendekatinya.

Namun, seiring berjalannya waktu, Batu Bara' telah bertransformasi menjadi objek wisata yang memikat di sepanjang Sungai Krayan, Kecamatan Krayan Tengah. 

Potensi destinasi wisata

Wisatawan kini berdatangan untuk menikmati keindahan alam sekitar sungai dan juga meresapi kisah-kisah mistis yang mengelilingi batu ini. 

Meskipun telah menjadi tujuan wisata, Batu Bara' tetap dijaga keasliannya oleh masyarakat lokal sebagai bagian dari warisan budaya yang amat berharga.

Dengan begitu, keberadaan Batu Bara' tidak hanya menjadi daya tarik bagi para pelancong yang mencari pengalaman yang unik, tetapi juga sebagai simbol keberlanjutan tradisi dan kepercayaan yang mengakar kuat dalam budaya lokal.

Apalagi, Batu Bara' ini ada kisahnya yang menarik. Niscaya akan menjadi tujuan wisata sejarah yang tak ada duanya!

Menyerupai kursi

Menyerupai kursi yang megah, Batu Bengkak berdiri dengan anggunnya, sebuah simbol kekuatan dan ketabahan yang terpahat oleh waktu.

Dikelilingi oleh keheningan yang hanya sesekali dipecah oleh gemericik air sungai Krayan, batu ini mengajak setiap mata yang memandang untuk merenung dan mengagumi. Tidak hanya sebagai benda mati, Batu Bengkak menjadi saksi bisu atas kegigihan alam dalam merajut karya seni tak ternilai.

Ketika kaki melangkah mendekati Batu Bengkak, terasa ada getaran tenang yang menyapa jiwa. Udara sejuk menyelimuti, memberikan kesan mendalam bahwa kita berada di hadapan sebuah mahakarya alam.

Bentuk Batu Bengkak yang menyerupai kursi bukan hanya kebetulan, melainkan simbolisasi dari undangan alam untuk setiap pengunjung agar duduk, beristirahat, dan merenung.

Perjalanan ke lokus Batu Bengkak menjadi lebih dari sekedar wisata alam. Ia menjadi perjalanan spiritual, di mana kita diajak untuk merenungkan eksistensi kita dalam skala alam semesta.

Sang Maha Pemahat, dengan cara-Nya yang misterius, telah mengukir tidak hanya Batu Bengkak tetapi juga ribuan karya lainnya yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Karya-karya ini, meskipun diam, berbicara banyak tentang kekuatan, ketabahan, dan terutama, tentang keagungan Sang Pencipta.

Meluangkan waktu untuk duduk di dekat Batu Bengkak, membiarkan pandangan kita menyatu dengan alam sekitar, kita mulai menyadari bahwa keajaiban sejati bukan hanya pada batu itu sendiri.

Keajaiban sejati terletak pada cara kita, sebagai bagian dari alam semesta, dapat merasakan dan mengapresiasi keindahan yang diberikan secara gratis dan tanpa pamrih oleh alam. Keajaiban itu ada dalam kesadaran bahwa setiap elemen di alam ini, tidak peduli seberapa kecil atau besar, memiliki peran dalam cerita yang lebih luas tentang kehidupan ini.

Kunjungan ke Batu Bengkak, dengan demikian, bukan hanya tentang mengagumi keunikan batu yang menyerupai kursi.

Kita merasakan aura di sini tentang diri kita yang terhubungkan dengan alam. Sekaligus menyadari posisi kita di dalamnya. Kita diundang untuk menghargai karya Sang Pencipta dan menemukan kedamaian dalam kebesaran dan keajaiban alam semesta.

Batu Bengkak, dalam kesederhanaannya, mengajarkan kita tentang kebesaran, ketabahan, dan keindahan yang ada di sekeliling kita, menunggu untuk diakui dan diapresiasi.

Si penemu

Sebagai penemu pertama yang menemukan bentuk batu ini, Santo Kamis memberi nama batu tersebut "Batu Kursi".

Meskipun pada masa lalu orang-orang enggan mendekati atau menyentuh batu tersebut, kini banyak orang tertarik untuk mengunjungi dan bahkan duduk di atasnya.

Santo Kamis, penemu batu ajaib ini, duduk di atas singgasana Kursi Alam Ajaib.

Cerita singkat ini menggambarkan bagaimana suatu objek yang dulu dianggap mistis dapat berubah menjadi daya tarik wisata yang menarik minat banyak orang.

Penulis: Melvari Editor: Masri Sareb Putra

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url