Sakit dan Bingung Biaya Pemulihan? Untung Ada Credit Union

 

  • Sakit? Untung ada CU bagian dari pemecah-masalah. Literasi finanial.

SANGGAU NEWS : Setelah mengalami serangan jantung pada pertengahan Februari 2019 dan dirawat selama 5 hari di RS. Fatima Ketapang, Ramos disarankan oleh dr. Budi Hartoko, spesialis penyakit Dalam di RS. Fatima dan dr. Harie Cipta, spesialis Jantung dan Pembuluh darah di RSUD Dr. Agoesdjam Ketapang untuk segera melakukan Tindakan Katerisasi. 

Melalui Katerisasi dapat diketahui jumlah pembuluh darah jantung yang sumbat dan berapa persentase sumbatannya.

Oleh sebab itu, Minggu, 10 Februari 2019, Ramos, isterinya, dan putrinya Maxima berangkat ke Semarang. Primus menyusul ke-esokan harinya dari Pontianak. Ramos ditangani oleh dr. Alvin Tonang, SPJP, dokter spesialis jantung dan Pembuluh darah RS St. Elisabeth Semarang.

Hasil katerisasi menunjukkan ada 3 pembuluh darah jantungnya yang sumbat, masing-masing 98%, 84%, dan 72%. Kesimpulannya, harus pasang 3 ring.

“Sebaiknya bapak segera pasang ring, usahakan langsung 3 ring. Kalau lama ditunda, takut kena serangan jantung lagi, bisa fatal,” kata dokter Alvin serius di hadapan isterinya dan Ramos sendiri. Itu dikatakan dokter pada Sabtu, 16 Februari 2019, setelah hampir seminggu mereka berada di Semarang.

Pada dasarnya, Ramos ingin menggunakan fasilitas BPJS yang murah bahkan gratis. Tetapi karena beberapa pertimbangan teknis seperti sistem rujukan dan Daftar Tunggu yang relatif lama serta tingkat keadaan darurat yang mendesak, maka pilihan yang terpaksa dilakukan adalah dengan menggunakan biaya pribadi atau tidak menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan.

Untuk itu, maka segala sumber daya pribadi harus dikerahkan, terutama sumber pendanaannya, termasuk berdoa memohon penyertaan Tuhan tentunya serta dukungan keluarga, kerabat, dan relasi.

Setelah dicari informasi yang akurat, pemasangan ring melalui jalur biaya sendiri/pribadi dapat juga dilakukan di Semarang. Harganya Rp 75 juta per ring; 3 ring berarti Rp 225 juta, belum termasuk biaya perawatan, akomodasi, dan transportasi, dan lain-lain selama di Semarang. Ini diandalkan Tindakan pemasangan 3 ring dilakukan di salah satu RS Swasta di Semarang.

Pihak keluarga juga mencari informasi biaya pemasangan ring bila dilakukan di luar Semarang, misalnya di Kuching, Sarawak, Malaysia, karena tidak sedikit warga Kalbar yang berobat kesana. Setelah dicari informasinya, ternyata biaya pemasangan ring di Kuching, harganya tidak jauh perbedaannya dengan bila dilakukan di Semarang. Pertimbangan lain, berobat ke Kuching bisa menggunakan jalan darat, karena posisinya sebagai tetangga wilayah Kalbar.

Persoalan berikutnya adalah mengenai bagaimana mendapatkan biaya yang setara dengan harga mobil impian Ramos, Daihatsu All New Terios R-MT? Masalah berikutnya adalah siapa yang dapat menemani Ramos ke Sarawak, Malaysia? Hal itu semua harus dicari solusinya.

Baca 3 Ring Dan Daihatsu Terios R-MT

Berkat ada Credit Union. Untungnya, Ramos dan keluarga sudah lama menjadi anggota Koperasi Simpan Pinjam, yang disebut Credit Union. Mereka bahkan anggota di 2 Credit Union, yaitu CU Pancur Solidaritas di Ketapang, dan CU Keling Kumang di Sekadau, tempat kelahiran Ramos.

Hidup memang misteri. Meninggal adalah kepastian; hanya waktunya yang kita tidak tahu. Itu hak prerogatif Tuhan yang Mahakuasa. Yang jelas selagi kita diberi nafas kehidupan, terus bersandar pada penyelenggaraan-Nya. Khusus Ramos, untung ada CU yang membantu finansial pemulihannya.

Tidak banyak, tetapi jumlah tabungan di kedua Credit Union itu, dapat menjadi jaminan untuk pinjaman darurat pengobatan pemasangan ring Ramos di Normal Medical Specialist Centre atau Normah Hospital, Kuching, yang telah diputuskan dalam diskusi keluarga.

Baca "Menikmati" The Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) : Program Wisata Kesehatan Malaysia

Ramos memilih melakukan pinjaman ke Credit Union Keling Kumang Sekadau. Untuk itu, dia berkomunikasi dengan pengurus dan manajemen CU Keling Kumang.

Ia mengajukan pinjaman sebesar Rp 250 juta, estimasinya dapat untuk membiayai pemasangan 3 ring, termasuk biaya transportasi (Ketapang – Kuching PP dengan Wingair) dan akomodasi serta lain-lain selama di Kuching. 

Proses pencairan pinjaman berjalan lancar dan cepat, bahkan pihak manajemen CU. Keling Kumang sendiri yang membantu melakukan transaksi ke pihak Normah Hospital dan pihak-pihak terkait. 

Puji Tuhan, Ramos membayangkan..., seandainya tidak ada Credit Union atau dia belum menjadi anggota Credit Union, tidak mungkinlah dia dapat berobat ke luar negeri dan menjadi sehat kembali.

Sebenarnya, Ramos juga memiliki Asuransi penyakit jantung dari Axa Mandiri, sudah membayar premi selama sekitar 4 tahun dengan uang pertanggungan Rp 50 juta. 

Akan tetapi, klaimnya tak berhasil dicairkan, karena pihak Axa Mandiri meminta syarat yang terkesan mengada-ada, misalnya minta bukti laboratorium tentang kadar X dalam darah yang tidak dapat dipenuhi oleh Ramos, karena tidak ada dalam sistem deteksi penyakit jantung modern.

 “Udah jatuh, ditimpa tangga,” kata pepatah. Sejak itu, Ramos tidak percaya lagi dengan yang namanya asuransi, kecuali asuransi yang terkait BPJS. Total 4 jenis asuransi yang dimiliki Ramos, yang berafiliasi dengan Axa Mandiri semua dihentikan pembayaran premi tanpa ada uang yang kembali.

Walaupun begitu, Ramos tetap bersyukur bahwa Tuhan masih memberinya anugerah kehidupan.

Ia teringat dengan Seniman Djaduk Perianto, putra seniman besar Bagong Kusudiardjo yang meninggal pada tanggal 13 November 2019, dalam usia 55 tahun di Yogyakarta; malamnya dia terkena serangan jantung dan paginya selesai. Juga Musisi Raja Campur Sari, Dedy Kempot yang meninggal pada 5 Mei 2020 dalam usia 64 tahun, yang terkena serangan jantung dan juga selesai.

Hidup memang misteri. Meninggal adalah kepastian; hanya waktunya yang kita tidak tahu. Itu hak prerogatif Tuhan yang Mahakuasa. Yang jelas selagi kita diberi nafas kehidupan, terus bersandar pada penyelenggaraan-Nya, sambil terus aktif berkarya sesuai kemampuan kita, agar dapat terus berguna bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat di sekitar kita.

Ad Maiorem Dei Gloriam! 

Demi Kemuliaan yang Lebih Besar dari Allah saja. Meskipun ini ungkapan khas Ordo Jesuit, namun menggambarkan tekad untuk bertindak dan hidup dalam rangka memuliakan Allah dan melayani yang menekankan hidup dan pengabdian kepada Tuhan dalam segala hal. (R. Musa Narang)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url