Dayak di Angkutan Kota Jakarta

  • Dayak dikagumi di sudut perumahan dan kawasan elit, Pantai Indah Kapuk.
Pantai Indah Kapuk. Warga Jakarta pasti tahu itu.

Sebuah kawasan terkenal sebagai kawasan elit di Jakarta. Melihat sekeliling, yang tampak hanyalah bangunan-bangunan megah, sarana prasarana jalan yang modern, serta berbagai fasilitas umum, kafe, dan restoran yang menggoda selera.

Di jalanan, beragam kendaraan berlalu-lalang dengan sibuknya. Mulai dari taksi kuning yang khas, bus Trans Jakarta yang padat penumpang, hingga kendaraan yang bisa dipesan secara online untuk kemudahan perjalanan. Hingar-bingar lalu lintas ibu kota begitu terasa di sini.

Tiba-tiba, seperti kilatan warna merah yang mencuri perhatian, muncul angkutan kota berwarna merah dengan tulisan besar "Dayak". Tulisan ini menghiasi bagian kaca belakang angkot. Seperti kisah menarik yang baru dimulai, saya tidak bisa melewatkan kesempatan untuk mencoba mengendarai angkot yang unik ini.

Tanpa ragu, saya pun naik ke dalam angkot "Dayak". Suasana di dalamnya berbeda dari angkot-angkot biasa. Ada semacam aura khas dan ceria, membuat perjalanan ini tampak lebih menarik.

Dalam perjalanan. Saya merasa penasaran. Dan tak kuasa untuk bertanya kepada sang supir angkot, "Apakah Anda orang Dayak?" Tanpa ekspresi kaget, sang supir dengan ramah menjawab, "Buka! Saya memang suka dengan Dayak dan bangga menuliskan kata itu di angkot ini."

Tetiba muncul angkutan kota berwarna merah dengan tulisan besar "Dayak". Tulisan ini menghiasi bagian kaca belakang angkot. Seperti kisah menarik yang baru dimulai, saya tidak bisa melewatkan kesempatan untuk mencoba mengendarai angkot yang unik ini.

Keterangan dari sang supir ini membuat saya semakin penasaran. Rupanya, di Jakarta tidak hanya orang Dayak yang mengakui identitas etnis mereka dengan bangga, tetapi juga orang-orang dari berbagai suku dan latar belakang yang merasa berhubungan dengan budaya Dayak yang kaya dan memikat. 

Citraan mengenai suku Dayak hari ini telah semakin harum dan baik di kalangan masyarakat, sehingga tidak jarang orang-orang di luar Dayak pun merasa bangga untuk mengaku sebagai "Dayak".

Sambil menikmati perjalanan, saya merenungkan betapa indahnya pluralitas dan keberagaman di Indonesia. 

Di tengah hiruk-pikuk kota besar, seperti Jakarta, kita bisa menemukan sentuhan kemanusiaan yang hangat dan perasaan saling menghargai antarbudaya.

Perjalanan dengan angkot "Dayak" ini memberi pesan yang kuat: tak peduli latar belakang kita, keberagaman adalah harta yang patut disyukuri dan dirayakan. 

Di tengah keragaman itulah, kita dapat mengenal dan menghargai keunikan budaya dan tradisi suku-suku yang ada di Indonesia.

Dengan senyum di wajah, saya merasa beruntung telah menaiki angkot "Dayak" ini. Perjalanan singkat ini memberikan pesan tentang keberagaman, persahabatan antarbudaya, dan rasa bangga akan identitas etnis. 

Sungguh, di balik hiruk-pikuk kota modern, kisah-kisah sederhana seperti ini mengingatkan kita untuk selalu mencintai dan menjaga keberagaman yang menjadi kekayaan negeri ini.(Masri Sareb Putra*)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url