Bedarak : Ritual adat kaum Iban menerawang masa depan menggunakan media Hati Babi

Apai Janggut, sang pemimpin upacara Bedarak.

SANGGAU NEWS Bedarak, kerap disebut demikian, adalah suatu ritual adat kaum Iban di Sekadau, Sintang, dan Kapuas Hulu yang melihat masa depan dengan media hati babi. 

Menurut Musa Narang, ketua Yayasan Pendidikan Keling Kumang (YPKK), Apai Janggut, pesaing Bandi anak Ragae, dari Sungai Utik, adalah "bapak spiritual" Geraka CU Keling Kumang yang selalu memimpin ritual Bedarak.

Tonton habis Ritual Babi Lemai (Dayak Iban)

Pemerhati budaya dari Kabupaten Sekadau bersama anggota Komunitas Tawak Borneo dengan penuh semangat menyambut kesempatan langka untuk mendokumentasikan sebuah ritual yang sarat makna, yaitu ritual babi lemai yang dilakukan oleh suku Dayak Iban. 

Babi lemai bukan sekadar hewan biasa

Dalam kepercayaan suku Dayak Iban, babi lemai bukan sekadar hewan biasa, melainkan simbol penting yang memegang peran dalam memohon nasib baik dan keberuntungan. Di sini, hati babi dijadikan sebagai medium untuk mengungkapkan harapan akan hal-hal baik yang akan terjadi pada mereka.

Ritual ini tidak hanya sekadar tradisi turun-temurun, tetapi juga menjadi bagian penting dari budaya dan identitas suku Dayak Iban. 

Dalam rangkaian acara peletakan batu pertama kantor Cu Keling Kumang Branch Office (BO) Sekadau Bersatu pada hari Senin (25/3/24), ritual babi lemai dijalankan dengan penuh kekhusyukan dan kehormatan.

Dokumentasi yang dilakukan oleh pemerhati budaya dan anggota Komunitas Tawak Borneo menjadi bukti penting akan keberagaman budaya yang harus dihargai dan dilestarikan. 

 Merawat dan memperkenalkan kekayaan budaya Iban

Melalui acara ritual adat budaya Iban ini, mereka berharap dapat merawat dan memperkenalkan kekayaan budaya suku Dayak Iban kepada generasi masa depan, serta memupuk pengertian dan penghormatan antarbudaya yang lebih dalam. Video yang menjadi pelengkap ilustrasi narasi ini diambil oleh Mangku.

Bedarak, kerap disebut demikian, adalah suatu ritual adat kaum Iban di Sekadau, Sintang, dan Kapuas Hulu yang melihat masa depan dengan media hati babi. Menurut Musa Narang, ketua Yayasan Pendidikan Keling Kumang (YPKK), Apai Janggut, pesaing Bandi anak Ragae, dari Sungai Utik, adalah "bapak spiritual" Geraka CU Keling Kumang yang selalu memimpin ritual Bedarak.

Pemerhati budaya dari Kabupaten Sekadau bersama anggota Komunitas Tawak Borneo dengan penuh semangat menyambut kesempatan langka untuk mendokumentasikan sebuah ritual yang sarat makna, yaitu ritual babi lemai yang dilakukan oleh suku Dayak Iban. 

Dalam kepercayaan suku Dayak Iban, babi lemai bukan sekadar hewan biasa, melainkan simbol penting yang memegang peran dalam memohon nasib baik dan keberuntungan. Di sini, hati babi dijadikan sebagai medium untuk mengungkapkan harapan akan hal-hal baik yang akan terjadi pada mereka.

Ritual ini tidak hanya sekadar tradisi turun-temurun, tetapi juga menjadi bagian penting dari budaya dan identitas suku Dayak Iban. 

Dokumen yang hidup

Dalam rangkaian acara peletakan batu pertama kantor Cu Keling Kumang BO Sekadau Bersatu pada hari Senin (25/3/24), ritual babi lemai dijalankan dengan penuh kekhusyukan dan kehormatan.

Dokumentasi yang dilakukan oleh pemerhati budaya dan anggota Komunitas Tawak Borneo menjadi bukti penting akan keberagaman budaya yang harus dihargai dan dilestarikan. 

Melalui pengabadian ini, mereka berharap dapat merawat dan memperkenalkan kekayaan budaya suku Dayak Iban kepada generasi masa depan, serta memupuk pengertian dan penghormatan antarbudaya yang lebih dalam. 

Video yang menjadi pelengkap ilustrasi narasi ini diambil oleh Mangku.

- Rangkaya Bada

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url