Erika Siluq

Erika Siluq

SANGGAU NEWS : Erika Siluq, S.H., M.Kn, lahir di Dingin pada tanggal 20 Oktober 1984. Ia merupakan lulusan dari Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. 

Saat ini, Erika menjabat sebagai Asisten Ahli dengan pangkat III.b. Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) yang terdaftar untuknya adalah 1120108404.

Alamat kantor Erika terletak di Jl. Ir. H. Juanda No. 80, Samarinda Ulu, Air Hitam, Kota Samarinda, Kalimantan Timur 75124. Sementara itu, rumah pribadinya berada di xxxCluster Maya, Samarinda, Kalimantan Timur.

Baca IKN Pasca Jokowi : Seperti Myanmar Atau Malaysia Yang Berjaya?

Erika Siluq memiliki keluarga yang terdiri dari suami, Sastiono Kesek, S.H., L.LM, serta dua orang anak, Aron Xavier Kesek, Queenica Justicia Bulau, dan Adelainde Wisely Bulant. 

Hidup bersama secara komunal di rumah panjang/lamin selama berabad-abad menjadi kunci kekuatan orang Dayak. Belarasa, simpati, empati, dan gotong royong telah dibangun sejak dini.

Oleh karenanya, orang Dayak bersatu padu, terutama jika menghadapi public enemy (musuh bersama)

Keseluruhan keluarga ini menciptakan gambaran lengkap tentang kehidupan dan karier Erika Siluq, yang merupakan sosok yang berkontribusi di bidangnya dan memiliki kehidupan keluarga yang bahagia.

Buku Siluq
Mengapa masyarakat Dayak begitu kuat dan solid?

Jawabannya terletak pada nilai-nilai adat dan warisan tradisi seperti lamin/rumah panjang, betang, ruma' kadang, huma betang, petak danum suku bangsa Dayak.

Ketangguhan mereka dalam menghadapi marabahaya dan sigap memberikan bantuan dalam jumlah besar dapat dijelaskan oleh tekad bela-rasa yang kuat.
Baca Masa Depan IKN Dan Ancaman Percepatan Deforestasi Borneo

Kemampuan untuk bertahan di bawah tekanan, kekompakan, dan jaringan solid yang terbentuk, seringkali dianggap sebagai sesuatu yang mistis oleh orang luar.

Nilai dari hidup komunal Hidup bersama secara komunal di rumah panjang/lamin selama berabad-abad menjadi kunci kekuatan orang Dayak. Belarasa, simpati, empati, dan gotong royong telah dibangun sejak dini.

Oleh karenanya, orang Dayak bersatu padu, terutama jika menghadapi public enemy (musuh bersama) yang menyerang martabat, kehidupan, tata krama, adat, budaya, harkat, martabat, tanah, dan harga diri orang Dayak. Ngayau adalah ujud bertahan, dengan cara menyerang terlebih dahulu, setelah menganalisis situasi.

Meskipun sering salah paham, hidup komunal ala Dayak tidak sembarangan. Ada ruang privat seperti bilek/rumah keluarga dan ruang publik seperti los dan soa.

Baca Astrologer, Intan Ophelia: Presiden RI 2024 Inisial Namanya P

Kehilangan artefak dan nilai budaya dari lamin/betang dapat mengakibatkan hilangnya identitas dan adat budaya Dayak.

Hukum Adat yang ketat dan tidak boleh dilanggar, bersama dengan etika, norma, dan adat budaya yang kuat, memastikan bahwa nilai-nilai ini tetap terjaga. Keharmonisan masyarakat Dayak bergantung pada keterikatan mereka pada tradisi dan aturan yang telah terbukti bertahan selama berabad-abad

Nilai inti rumah panjang orang Dayak

Rumah panjang orang Dayak adalah simbol kehidupan komunal yang kaya akan nilai-nilai tradisional. 

Di dalam perikehidupan rumah panjang, terdapat inti kehidupan yang tercermin dalam kebersamaan, belarasa, berbagi, gotong royong, saling memberi, dan menerima. Membela sesama, terutama kaum lemah dan tidak berpunya.

  1. Kebersamaan:
    Rumah panjang adalah tempat di mana masyarakat Dayak hidup bersama dalam satu struktur yang panjang. Mereka berbagi ruang, waktu, dan pengalaman sehari-hari, menciptakan ikatan kebersamaan yang erat.
  2. Belarasa:
    Konsep belarasa mencakup tekad untuk saling membantu dan melindungi satu sama lain. Keberanian dan semangat gotong royong muncul ketika ada marabahaya, dan setiap anggota rumah panjang siap memberikan bantuan tanpa ragu.
  3. Berbagi:
    Rumah panjang adalah tempat berbagi, bukan hanya dalam arti fisik tetapi juga dalam nilai-nilai, cerita, dan pengalaman. Masyarakat Dayak menghargai kekayaan budaya dan pengetahuan yang ditransmisikan melalui generasi.
  4. Gotong Royong:
    Gotong royong adalah pondasi dari kehidupan sosial masyarakat Dayak. Mereka bekerja sama dalam kegiatan sehari-hari, seperti membangun rumah panjang, bercocok tanam, atau merayakan upacara adat. Semangat gotong royong memperkuat solidaritas dalam komunitas.
  5. Saling Memberi dan Menerima:
    Keberadaan rumah panjang menciptakan lingkungan di mana memberi dan menerima menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Saling memberi dan menerima tidak hanya dalam konteks materi, tetapi juga dukungan emosional dan spiritual.

Dengan menghidupi serta mengamalkan nilai-nilai ini, rumah panjang orang Dayak bukan hanya tempat tinggal. 

Baca Ngayau : Dahulu, Kini, Masa Depan

Lebih dari itu, rumah panjang juga panggung bagi praktek nilai-nilai kehidupan yang bersifat kolektif dan saling mendukung.

(Tabut Perjanjian)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url