Credit Union Pancur Solidaritas : 22 Tahun Melayani dan Mengukuhkan Literasi Finansial di Ketapang

Para pengurus yang pernah mengurus Credit Union Pancur Solidaritas (CUPS).

SANGGAU NEWS : Hiasan interior ruang pelayanan Credit Union Pancur Solidaritas (CUPS) sore itu nampak meriah dan semarak, walaupun tetap mengedepankan suasana kesederhanaan. 

Kursi- kursi pelayanan disulap menjadi kursi yang siap menerima tamu- tamu yang akan hadir. 

Sore itu, tepatnya Jum’at, 27 Oktober 2023 Lembaga Keuangan Koperasi Simpan Pinjam tersebut merayakan Ulang Tahunnya yang ke- 22, yang mengusung tema “One Frequency, One Goal In Diversity” (1 frekuensi, 1 tujuan dalam keberagaman) bertempat di Kantor Pusatnya di Jalan MT. Haryono No,12 Ketapang, sebagai kegiatan puncak. 

Baca CU Keling Kumang : Kisah Sukses Anggota

Selain para aktivisnya (pengurus, pengawas dan manajemen), mereka secara khusus juga mengundang mantan pengurus, pengawas dan orang- orang yang pernah terlibat dalam mendirikan dan membesarkan CUPS, yang sekarang sudah mulai sepuh bahkan beberapa sudah meninggal.

 “Untuk Ulang Tahun CUPS tahun ini, kita tidak mengundang orang luar pak”, demikian dijelaskan Kornelius Chorly, sang Ketua Panitia, yang adalah juga Kepala Kantor Pusat Ketapang. “Acara puncak ini, diisi dengan Misa Syukur Ulang Tahun, presentasi dari Ketua Pengurus saat ini tentang “CUPS update”, potong tumpeng Ultah dan makan malam bersama serta acara bebas”, kata Chorly lagi.

Menurut Manager CUPS, Ridwan, sebelum acara puncak, ada beberapa rangkaian acara yang telah dijalani seperti Bakti Sosial, menjadi petugas Koor di Paroki St.Agustinus dan Paroki Katedral Ketapang dan kegiatan rekoleksi selama selama 3 hari yang berlangsung dari tanggal 13 – 15 Oktober 2023, yang diikuti oleh jajaran manajemen berjumlah 185 orang, ditambah pengurus, pengawas dan penasehat yang hampir mencapai 200 orang. 


Rekoleksi ini dilaksanakan di Gedung Chatolic Centre, Kompleks Bina Utama Payak Kumang Ketapang dan dipandu oleh Rm. Advent,SJ dan Rm.Simon Anjar Yogatama,Pr.

 

Dalam presentasi “CUPS Update”nya, Ketua Pengurus, TMS.Hery Sukardi menyampaikan bahwa CU Pancur Solidaritas yang didirikan oleh para awam Katolik di Keuskupan Ketapang pada tanggal 27 Oktober 2001 itu, pada usia ke-22 tahun ini memiliki aset hampir 500 Miliar. 


Baca Robby Tulus: Dari Spin Off Ke Spin Out


Adapun anggota berjumlah 50.575 orang per 30 September 2023 serta dalam kondisi sehat secara finansial berdasarkan standar Access dari Asian Confederation of Credit Union (ACCU) yang berkedudukan di Bangkok dan standar Penkes dari Kementerian Koperasi Republik Indonesia. 


Meski demikian lanjut Hery, ruang gerak Lembaga Credit Union sekarang semakin terbatas karena perubahan regulasi pemerintah, khususnya menyangkut perpajakan dan persaingan antara Lembaga keuangan, baik sesama Koperasi Simpan Pinjam(Credit Union) maupun Lembaga keuangan perbankan. 


“Walaupun demikian, kita tetap optimis mampu melalui rintangan yang ada, untuk membawa seluruh anggota naik kelas atau naik level secara ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi, sesuai misi Lembaga, meningkatkan taraf hidup anggota dan masyarakat pada umumnya”. tegas Hery.


Menurut Tolopan Sihombing, salah satu pendiri dan Ketua Pengurus pertama CUPS, Lembaga ini lahir dari keprihatinan akan kondisi masyarakat saat itu. 


Sekitar 20-an tahun lalu. Kondisi masyarakat Ketapang, khususnya masyarakat pedalaman yang notabene adalah orang Dayak, masih terkungkung oleh kemiskinan, keterbelakangan dan ketertinggalan di segala bidang, termasuk ketidakmampuan menyekolahkan anak-anak ke tingkat yang lebih tinggi di perkotaan. 


Hal tersulit saat itu menurut Tolopan Sihombing adalah,”bagaimana mengubah paradigma berpikir masyarakat untuk memiliki budaya menabung”. “Masuk CU harus menabung kan pak? Bagaimana mau menabung, makan hari-hari saja kami sudah susah ini, jadi kesimpulannya, kami tidak bisa masuk CU” demikian ungkap seorang calon anggota, cerita Sihombing. 


Kondisi ini juga merupakan keprihatinan Gereja Katolik Indonesia, yang pada tahun 1970-an memperkenalkan model pemberdayaan ekonomi umat yang disebut Credit Union melalui Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (Komisi PSE) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). 


Tokoh sentralnya adalah Pastor Karl Albrecht Karim Arbie,SJ, yang mengadopsi prinsip-prinsip dan nilai- nilai Credit Union F.W Raiffeisen dari Jerman. 


Baca Credit Union Pancur Kasih Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Kerakyatan Di Kalimantan Barat


Sekalipun model pemberdayaan masyarakat melalui Credit Union di inisiasi oleh Gereja Katolik atau “lahir dari rahim Gereja Katolik”, tetapi model ini tidak bersifat eksklusif hanya untuk orang Katolik, tetapi untuk “semua orang yang berkehendak baik” (baca : ingin meningkatkan sosial ekonominya), tidak pandang bulu. 


CUPS didirikan agar dapat menjadi “legacy” atau warisan bagi bangsa, khususnya Kabupaten Ketapang, tetapi juga warisan bagi anak cucu, sehingga menjadi Credit Union yang Besar, Tangguh dan Lestari atau berkelanjutan (sustainable) -- disingkat Bestari.

Seiring berjalannya waktu, berkat kegigihan dan daya juang para pengurus, pengawas dan manajemen (pegawai) dari waktu ke waktu, dengan bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk Gereja dan Pemerintah, akhirnya CUPS dapat sampai ke titik ini, titik di mana Lembaga Ekonomi Kerakyatan ini mampu berdiri tegak, layak dan pantas mengucapkan Syukur atas penyertaan Tuhan dan dukungan banyak pihak; mensyukuri suatu pencapaian yang pernah ditorehkan sejauh ini.


Dalam homili Misa Syukur ulang Tahun hari itu, Rektor Seminari St.Laurensius Ketapang, Rm.Fransiskus Suandi,Pr yang didaulat untuk memimpin Misa, mengingatkan kepada seluruh jajaranan pengelola CUPS dan undangan yang hadir. Agar semua pihak melakukan yang ia sebut Correctio Fraterna, dalam setiap rangkaian kegiatan ulang tahun, syukur bisa setiap 6 bulan sekali. 


Correctio Fraterna (koreksi dari saudara/sahabat) adalah model Pendidikan karakter yang biasa dilakukan di Seminari dimana dengan membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 orang, mereka menilai saudara atau sahabatnya secara bergilir yang berhubungan dengan kelebihan dan kekurangannya, dimulai dari yang bersangkutan menilai dirinya sendiri. 


Dengan metode ini menurut Romo Frans, begitu ia sering disapa, maka kita selalu bercermin, memeriksa batin kita, memeriksa cara berpikir, berkata dan bertindak kita, agar tetap selaras dengan norma, tata kehidupan dan etika bermasyarakat, dalam konteks CUPS sesuai dengan nilai-nilai inti (Core Values) Pro Societas


Pada bagian akhir homilinya, Romo Frans sekali lagi mengingatkan,


”Kalian menyandang nama besar PANCUR SOLIDARITAS, dimana PANCUR adalah asal atau sumber (seperti pancuran air pegunungan yang tidak pernah kering) sedangkan  SOLIDARITAS adalah perasaan saling percaya antara para anggota dalam suatu kelompok atau komunitas. Dalam hal ini komunitas CUPS, secara etimologis SOLIDARITAS juga berarti KESETIAKAWANAN ATAU KEKOMPAKAN”, tandasnya. (bdk. definisi Solidaritas menurut Doyle Paul Johnson, dalam bukunya tentang Solidaritas). 


Rm.Frans berharap setiap insan CUPS dapat dan mampu menjadi agen bagi semangat kesetiakawanan dan kekompakan bagi seluruh anggota. Sedemikian rupa sehingga lembaga ini dapat menjadi saluran berkat bagi banyak orang, atau dalam Bahasa Ucapan Selamat Ulang Tahun dari Mgr.Pius Riana Prabdi,Pr, Uskup Ketapang, "Semua Credit Union dan khususnya CUPS dapat “menjadi wajah sosial Gereja”.


Baca Credit Union (CU) Tumbuh Subur Di Kalimantan, Mengapa?


Di samping Uskup Ketapang, bagian dokumentasi dan marketing yang dimotori oleh VD.Erwin, juga memberi kesempatan kepada semua Mantan Ketua Pengurus dan ketua pengurus saat ini untuk menyapa seluruh anggota dan hadirin, dalam sebuah tayang video Ucapan Selamat Ulang Tahun. 


Dalam kurun 22 tahun keberadaannya, CUPS telah dipimpin oleh 5 orang Ketua Pengurus, yaitu: Tolopan Sihombing (2001-2004), Redemptus Musa Narang (2005-2010), F.Alkap Pasti (2011-2016), Didik Eko Purwantoro (2017-2020) dan Thomas More Sulidra Hery Sukardi (2021-2024). 


Dalam kesempatan tersebut, Redemptus Musa Narang yang juga merupakan salah satu pendiri CUPS (founding Fathers) mengingatkan bahwa CUPS didirikan agar dapat menjadi “legacy” atau warisan bagi bangsa, khususnya Kabupaten Ketapang, tetapi juga warisan bagi anak cucu, sehingga menjadi Credit Union yang Besar, Tangguh dan Lestari atau berkelanjutan (sustainable), disingkat Bestari. 

Menerima plakat sebagai tanda dedikasi dan pengabdian pada CUPS.

Dengan demikian maka pameo “Generasi pertama mendirikan/merintis, Generasi kedua menikmati dan Generasi ketiga menghancurkan”, tidak pernah terjadi. 


Dirgahayu HUT CUPS ke-22. Salam Pro Societas! (R.Musa Narang).

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url