Belajar Plus Dari Murry : Bagian II

  • Penulis (kanan) bersama Murry, yang membuat Koes Bersaudara jadi: Plus.
SANGGAU NEWS : Murry, atau Kasmuri. Tidak ada ujungnya diulik dan ditulis. 

Bagai sumur Yakub. Kandungan isinya tak pernah kering, meski tiap hari ditimba. Entah Pembaca. Tapi kurasa kita kurang lebih sama: tentang Murry, kita bisa belajar bagaimana menjadi plus pada kelopok, komunitas, masyarakat yang telah mapan. 

Pembuktian Murry dan jawaban kepada Tonny Koeswoyo

Bagaimana memberi nilai tambah di mana saja berada? Terlebih nilai plus kepada sebuah kelompok yang pada masanya dianggap telah mapan?

Inilah tantangan terberat bagi Kasmuri. Sanggupkah dia memenuhi ekspektasi? Sekaligus menunjukkan pembuktian rentak irama drum khas, yang ditinggalkan Nomo Koeswoyo yang memilih terjun ke dunis bisnis? Terlebih untuk menepis keragu-raguan akan  keputusan Tonny, sebagai pimpinan grup band, yang merekrrutnya?

Maka Murry menjadi sosok inspirasi. Bahwasanya, dalam hidup, kita harus memberi nilai-tambah. Di mana pun berada. Seperti diteladankan Murry.

Baca Belajar Plus Dari Murry - Bagian I

Pada narasi sebelumnya, Murry sekilas saja dibahas. Jadinya pasti membuat penasaran pembaca. Mengapa? Sebab selain pemain drum yang lincah dan unik, Murry juga penabuh gendang yang luar biasa. 

Murry (kanan) di antara Koes Bersaudara yang menjadikan Koes Plus. Ist.

Dalam lagu "Mak Engket" dan "O Lala", bunyi tetabuhan itu luar biasa, selain indah di gendang telinga, juga terasa menyentak. Membuat kaki tersingkang dan tangan kepai-kepai. 

Murry, atau Kasmuri, adalah salah satu penabuh drum yang ikonik dan unik dalam sejarah musik Indonesia. Ia dikenal sebagai bagian dari grup musik legendaris Koes Plus. 

Murry diakui atau tidak berperan penting dalam Koes  Bersaudara. Sedemikian rupa, sehingga yang telah baik menjadi semakin: Plus.

Sekadar memanggil kembali ingatan. Kasmuri, atau akrab disapa Murry, lahir di Jember pada tanggal 19 Juni 1949. Masa remajanya berada di tengah-tengah masa kejayaan The Beatles. 

Namun, pada saat itu, akses untuk mendengarkan musik dari luar negeri, seperti The Beatles, tidak semudah saat ini. Terdapat keterbatasan media seperti radio dan televisi, serta sikap anti-musik Barat yang beberapa kalangan miliki pada era tersebut, termasuk rezim Orde Lama di Indonesia.

Murry bukan hanya seorang penabuh drum biasa. Ia dikenal karena kemampuan lincahnya dan gaya unik dalam memainkan drum. Ia mampu menciptakan bunyi-bunyi tetabuhan yang luar biasa dalam lagu-lagu Koes Plus. 

Baca KOES PLUS : Gambar Sampul Depan Kasetnya Di Anjungan KalimantanTaman Mini Indonesia Indah

Dua lagu yang mencolok dalam hal ini adalah "Mak Engket" dan "O Lala." Bunyi tetabuhan drum-nya tidak hanya indah di telinga pendengar, tetapi juga mampu menyentak perasaan dan membuat kaki serta tangan ikut bergerak mengikuti iramanya.

Kita harus memberi nilai-tambah. Di mana pun berada. Seperti diteladankan Murry. Kasmurilah yang menjadikan Koes Bersaudara, grup musik legendaris negeri Pancasila, menjadi Koes Plus.

Murry bergabung dengan Koes Plus pada masa yang tidak selalu mulus bagi grup musik ini. Album pertama mereka, "Dheg Dheg Plus," awalnya tidak berhasil secara penjualan. 

Meskipun demikian, lagu-lagu dalam album tersebut, seperti "Kelelalawar", "Manis dan Sayang", "Derita", "Cintamu Tlah Berlalu", dan "Kembali ke Jakarta," tetap diingat dan sering diputar hingga saat ini. Bahkan, majalah Rolling Stones Indonesia mencatat album ini sebagai salah satu dari 150 Album Indonesia Terbaik.

Setelah sukses awal yang kurang, Koes Plus pindah label rekaman ke Remaco dan merilis album Volume 2 pada tahun 1970. Album ini berisi lagu-lagu populer seperti "Kisah Sedih di Hari Minggu," "Hidup yang Sepi," dan "Andaikan Kau Datang." Album ini menjadi titik balik dalam karir Koes Plus dan berada di urutan ke-21 dalam 150 Album Indonesia Terbaik.

Koes Plus dikenal sebagai grup musik yang sangat produktif. Grup musik legendaris bangsa ini sering merilis lebih dari dua album dalam setahun. Lagu-lagu mereka sangat laris di kalangan pendengar awam. 

Meskipun pernah dicap sebagai musik yang sederhana, personel Koes Plus bergeming. Tetap jalan sesuai karakter dan aanleg, passion, serta panggilan hidup sebagai musisi.

Koes Plus evergreen

Koes Plus tidak terpengaruh oleh opini-opini yang cenderung miring. Misalnya, tudingan warna musiknya yang cenderung "meniru" grup band terkenal dunia saat itu, The Beatles. Atau tudingan yang menyatakan bahwa warna lagunnya "kampungan".

Grup musik legendaris ini malah menjawabnya dengan prestasi. Kemudian hari, kritik itu memang terbukti membangun. Membuat Koes Plus berkontribusi besar dalam perkembangan dan khasanah sejarah blantika musik Indonesia. 

Baca Gedung Kampus Utama Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK) Dan Harvard University

Koes Plus merupakan kelompok musik legendaris asal Indonesia yang telah memberikan kontribusi besar dalam dunia musik tanah air. Keberhasilan mereka tidak hanya terletak pada lagu-lagu orisinal yang mereka rekam semasa masih hidup, tetapi juga pada warisan musik yang berhasil mereka wariskan dari generasi ke generasi.

Lagu-lagu Koes Plus dikenal sebagai "evergreen,". Artinya lagu-lagu tersebut tetap hijau dan segar sepanjang waktu. Meskipun telah berpuluh-puluh tahun sejak lagu-lagu mereka pertama kali dirilis, nuansa keabadian dan keindahan melodi tetap dapat dirasakan oleh pendengarnya. 

Lagu-lagu Koes Plus memiliki daya tarik universal yang mampu mengatasi batasan waktu dan menjadi bagian dari ingatan kolektif masyarakat Indonesia.

Generasi-generasi yang datang setelah Koes Plus terus menerus menikmati dan menghargai karya-karya mereka. 

Melalui berbagai media, mulai dari radio, kaset, hingga platform musik digital, lagu-lagu Koes Plus terus hidup dan menjadi pengantar kenangan bagi banyak orang. Bahkan, para penggemar setia Koes Plus juga berperan penting dalam melestarikan warisan musik grup ini dengan membagikannya kepada generasi yang lebih muda.

Koes Plus bukan hanya merupakan kelompok musik yang sukses di masa lalu, tetapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya musik Indonesia yang terus diteruskan dan dihargai oleh generasi masa kini. Keabadian musik Koes Plus dapat diukur dari bagaimana karya mereka terus memperkaya dan menghidupkan panorama musik Indonesia sepanjang waktu.

Lalu di mana peran Murry pada perjalanan musik Koes Plus yang diwarnai dinamika panjang ini?

Peran Murry dalam perjalanan musik Koes Plus yang dipenuhi dengan dinamika panjang ini dapat dianggap sebagai faktor kunci dalam peningkatan dan diversifikasi musikal grup tersebut. Sebagai anggota baru setelah bergabung dengan Koes Plus, Murry berhasil memberikan nilai tambah yang signifikan pada tiga personel eks Koed Bersaudara, yaitu Koeswoyo bersaudara.

Di mana peran Murry dalam grup musik legendaris Koes Plus

Salah satu aspek yang paling mencolok dari kontribusi Murry adalah kemampuannya dalam menciptakan rentak irama yang unik dan langgam tetabuhan gendang yang khas.

Kedua elemen ini memberikan sentuhan yang berbeda pada musik Koes Plus. Sedemikian rupa, sehingga mengangkat irama pop Melayu grup tersebut ke tingkat baru. Lagu-lagu seperti "Mak Engket", "Cinta Mulia", "Cubit-Cubitan", dan "Kau Bina Hidup Baru" menjadi saksi dari keahlian Murry dalam menghadirkan nuansa yang luar biasa dan menyegarkan.

Baca Baga

Rentak irama yang dihadirkan oleh Murry membantu menghidupkan lagu-lagu tersebut, menciptakan atmosfer yang lebih dinamis dan memikat pendengar.

Langgam tetabuhan gendang yang khas menjadi ciri khas yang membedakan Koes Plus dari grup musik lainnya pada zamannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Murry telah sukses memberikan nilai tambah pada dimensi musik Koes Plus.

Tak dapat disangkal lagi bahwa peran Murry dalam Koes Plus benar-benar memberikan nilai tambah pada eks Koed Bersaudara.

Kontribusi Murry bukan hanya menciptakan nuansa yang unik dalam karya-karya grup, tetapi juga membantu memperkuat identitas musikal Koes Plus sebagai salah satu ikon dalam sejarah musik Indonesia.

  • Masri Sareb Putra

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url