Kamus Bahasa Dayak Jangkang Ditanggung Dr. Samho

SanggauNews: Bartolomeus Samho. Dua patah saja namanya. Sehari-hari, disapa: "Samho" saja. (pake huruf h bukan b).

Pria kelahiran 20 Agustus 1974 di Desa Tanggung, Kecamatan Jangkang, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat ini bukannya menolak untuk pulang kampung. Hanya saja, pekerjaan yang pas dengan kompetensi dan vak-nya, belum tersedia. 

Sekolah tinggi, hingga tidak ada lagi yang lebih dari S-3, telah ditempuhnya. Sudah menthok. Jadi, mau apa lagi yang dicari?

Maka, apa boleh buat. Setelah meraih gelar "Doktor", Samho parkir untuk sementara dulu di bumi Parahiyangan. Ia menjadi dosen di kota Lautan Api. Namun, itu seua tidak membuat Samho "tak lupa kacang akan kulitnya".

 Meski dari jauh, ia menjadi Ketua Perkumpulan orang Jangkang yang diberi nama Porugo' Obi Jongkakng (POJ). Di sela-sela kesibukannya, Samho masih mendarmabaktikan diri dengan menyusun kamus bahasa Jangkang - Indonesia yang siap diluncurkan.
Baca artikel terkait Clara Ng, Inspirasi Hobi (Menulis) Bisa Jadi Profesi

Perjalanan hidupnya telah diwarnai oleh pencapaian akademik yang mengesankan dan kontribusi berharga dalam dunia ilmu pengetahuan.

Pendidikan memainkan peran sentral dalam perjalanan intelektual Dr. Samho. Ia mengejar gelar sarjana (S-1) di Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan Bandung pada tahun 1999, menandai awal dari perjalanan akademiknya yang cemerlang. Namun, ia tidak berhenti di situ. 

Dengan semangat intelektual yang tidak terpadamkan, Dr. Samho melanjutkan studi di tingkat magister (S-2) di Program Studi Pendidikan Umum di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dan berhasil menyelesaikannya pada tahun 2005.
Baca Stefanus Masiun: Mengubah Kelapa Sawit Menjadi Emas Hijau 

Kemudian, dorongan untuk menggali lebih dalam ilmu pengetahuan membawanya melangkah ke tingkat doktoral (S-3). Berkanjang dalam program studi Pendidikan Umum dan Karakter di Universitas Pendidikan Indonesia. Dan ia berhasil menyelesaikan sekolah tertinggi, yang tidak ada lagi yang lebih tinggi daripada itu, pada tahun 2020.

Ibarat benih yang baik, yang jatuh di tanah yang subur. Samho juga begitu. Anak kampung Tanggung jatuh dan bergaul dengan orang benar. Sedemikian rupa, seingga jadi baik, tumbuh subur, dan menghasilkan buah.

Sejak tahun 2001 hingga saat ini, Dr. Samho telah menjadi staf pengajar di Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan, tempat ia menyalurkan pengetahuannya kepada generasi muda yang bersemangat. 

Mata kuliah yang diajarkannya mencakup beragam topik filsafat dan sosial yang mendalam, seperti Filsafat Nilai, Anatomi Kekuasaan, Institusi Sosial, dan banyak lagi. 

Melalui pengalaman mengajar yang panjang ini, Dr. Samho telah membentuk pemikiran kritis mahasiswanya dan mendorong mereka untuk berpikir secara mendalam tentang isu-isu filosofis dan sosial yang relevan.

Tidak hanya seorang pendidik yang berdedikasi, Dr. Samho juga seorang peneliti produktif yang telah berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan. 

Karya-karyanya yang telah dipublikasikan mencakup berbagai topik penting, seperti peran moderasi beragama dalam mencegah radikalisasi di Indonesia, krisis ekologi sebagai krisis jati diri kemanusiaan, dan pendidikan karakter dalam era globalisasi. 

Baca Credit Union Pancur Kasih Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Kerakyatan Di Kalimantan Barat

Karya-karyanya tersebar luas di berbagai jurnal akademik dan buku, membantu menyebarkan pemikiran dan kontribusi intelektualnya kepada komunitas ilmiah.

Dr. Bartolomeus Samho adalah teladan. Yang menginspirasi tentang bagaimana pendidikan, penelitian, dan pengajaran dapat menjadi kekuatan untuk memahami dunia, memperkaya pengetahuan, dan memberikan kontribusi yang berarti kepada masyarakat dan generasi mendatang. 

Semangat dan dedikasi Samho dalam bidang filsafat dan pendidikan adalah sumber inspirasi bagi banyak orang, dan karyanya akan terus memberikan dampak positif di masa depan.*)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url