Kerajaan Sanggau (4)

Sejarah, demikian dikemukakan sejarawan dunia Cicero, adalah seberkas sinar kebenaran. Ia, sejarah itu, merupakan pesan dari masa yang lampau. Oleh sebab itu, sejarah itu jujur, telanjang dada apa adanya.
Baca Kerajaan Sanggau (3)

Masjid kerajaan Sanggau ini misalnya. Adalah seberkas sinar kebenaran. Bukti bahwa kerajaan Sanggau dahulu kala tidak dapat dilepaskan dari pengaruh Islam. Sebagaimana pengaruh siar Islam di Nusantara maka jejak peradaban Islam di Sanggau pun mulai dari pesisir, yakni jantung kota Sanggau. Baru menyebar ke berbagai pesisir sungai di luar kota Sanggau di sepanjang sungai Kapuas dan anak sungai Kapuas, seperti: Sekayam, dan anak sungai Sekayam, Mengkiang.

Bahkan Kerajaan Sanggau sebelumnya, merunut kepada penelitian dari buku Lontaan ini, awal mulanya dibangun di muara Sungai Mengkiang.
Baca Kerajaan Sanggau (2)

Tidaklah mengherankan apabila pada waktu ini penganut Islam masih terdapat jejaknya di sepanjang pesisir sungai Kapuas dan anak sungai Kapuas. Di Sungai Sekayam misalnya, kita dapat menemukan komunitas penganut Islam yang cukup signifikan bilangannya di Muara sungai Mengkiang, Jeropet, Sekampet, hingga Balai Sebut.

Sedangkan pesisir Sungai Sekayam yang saat ini masih cukup banyak penganut Islam terdapat di Bonti dan Sami, hingga ke hulu sungai Sekayam yakni Kembayan, Beduai, Balai Karangan, dan sekitarnya.
Baca Kerajaan Sanggau (1)

Dahulu kala di era zaman kerajaan, masjid merupakan satu kesatuan dengan keraton/ istana. Ilustrasi kita adalah penampakan masjid Kerajaan Sanggau tempo doeloe. 
(bersambung)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url