Gaharu di Hutan Jangkang

Jangkang beruntung ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung. Satu-satunya kecamatan yang nir-perusahaan sawit beroperasi. Namun, pertambangan liar pernah ada. Yang resmi, kita tidak pernah tahu. Tapi kini telah dihalau penduduk hengkang kaki. Seba hanya merusak alam dan lingkungan jangka panjang.

Penduduk Jangkang mafhum. Tidak ada: emas kehidupan. Yang ada adalah: air kehidupan. Maka hutan lestari adalah aset hidup. Harus dijaga dan dipelihara. Sebab nilai hutan nirbatas, bukan sebatas ekonomi saja. 
Baca Madu Lebah Asli Dari Parai, Jangkang

Nah di dalam hutan yang asri itu tumbuh aneka biota, flora, dan fauna. Salah banyaknya adalah gaharu. Yang tumbuh liar, ditanam oleh entah siapa? Yang pastinya ditanam oleh Sang Pencipta.
Baca "Suku Dayak Jangkang" Di Wikipedia

Hutan Kalimantan Barat kaya akan sumber daya alam (SDA). Rekan saya, Dr. Masiun waktu melakukan riset  untuk disertasinya di Universitas Tanjung Pura, Pontianak. Rektor Institut Teknologi Keling Kumang itu menghitung valuasi (nilai) sehamparan hutan.

Setidaknya 26 jenis gaharu. Dari jumlah itu, tujuh marga tumbuh di hutan bebas kawasan Jangkang. Tak ada orang luar boleh memanennya. Dari tujuh marga tersebut, hanya dua yang biasa dimanfaatkan. Yakni  Aquilaria dan Gyrinops.

Katanya, "Valuasi hutan nirbatas, bisa untuk tujuh keturunan. Selain biota, juga ada di dalamnya berbagai kekayaan lain. Seni budaya juga ada di sana. Jamur, sayur, tanaman obat, akar-akaran, bebatuan. Dan terutama ogsigen yang dihasilkannya amat sangat mahal."

Maka sebenarnya, dari dulu, penduduk Kalimantan mengkeramatkan hutan. Diciptakannya mitos dan legenda, bahwa hutan ada penunggunya; sebenarnya bagian dari pelestari hutan.

Oleh sebab itu, pohon-pohon dan aneka tanaman tropis begitu liar. Namun, juga tampak terlihat dari sebab bisa mengatur diri sendiri. Membuat curah hujan di Jangkang dan sekitarnya tinggi sekali. Setahun, hujan jatuh ke bumi bisa 200 hari.

Gaharu satu dari ribuan kayu di hutan ayah saya. Tidak sulit kami menemukannya, sebab pohonnya khas.

Saya sedikit mafhum bahwa ada setidaknya 26 jenis gaharu. Dari jumlah itu, tujuh marga tumbuh hi hutan bebas. Dan dari tujuh marga tersebut, hanya dua yang biasa dimanfaatkan. Yakni  Aquilaria dan Gyrinops.

Jenis apakah gaharu ayah saya?

Dari morfologi dan teksturnya, saya kira jenisnya adalah aquilaria filaria.

Seperti tampak dari gambar yang saya jepret, kebiasaan kami mengambil kubal warna kehitaman resin gaharu dengan cara mencacah dagingnya. Lalu, batang besar yang tidak banyak, atau tidak ada resin, dibiar busuk begitu saja.

Saya mafhum di Jawa dan Sumatera tidak demikian. Batang gaharu dijadikan mebel dan sangat mahal harganya. Di kalangan kepercayaan tertentu, mebel dari kayu gaharu dipercaya dapat menangkal dan mengusir roh jahat.*)
Baca Sejarah Sanggau

sumber gambar:

1. dokpri
2. https://cdn-cms.pgimgs.com/static/2021/01/3

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url