Dongeng Nina Bobo buku The Headhunters of Borneo


SANGGAU NEWS: Sebagai "cerita pengantar tidur," buku ini cukup menghibur. Namun, sebagai karya ilmiah, buku ini tidak memiliki landasan yang kuat. Penulisnya banyak menggunakan imajinasi dan melihat Dayak dari sudut pandang Barat.

The Headhunters of Borneo menjadi sumber awal yang membentuk persepsi dan stereotipe yang salah tentang Dayak sebagai suku pengayau. 

Meskipun menyajikan beberapa informasi akurat, buku ini juga banyak mengandung kesalahan dan penyederhanaan berlebihan. Fokus pada praktik pengayauan dalam buku ini telah sangat mempengaruhi persepsi yang keliru tentang suku Dayak di kalangan orang luar.

Tidak menggambarkan perikehidupan Dayak 

Pandangan ini tidak mencerminkan kehidupan dan budaya suku Dayak yang kompleks. Suku Dayak memiliki kekayaan budaya yang beragam, dengan tradisi, kepercayaan, dan praktik yang jauh lebih kompleks dari yang digambarkan buku ini. 

Oleh karena itu, penting untuk mengkaji informasi tentang suku Dayak dengan kritis. Sekaligus menghormati keberagaman dan kompleksitas budaya mereka.

Dengan perkembangan penelitian etnografi yang lebih mendalam dan pemahaman yang lebih akurat tentang suku-suku di Kalimantan, termasuk Dayak, kita bisa melampaui stereotipe dan memahami nuansa kehidupan dan budaya mereka dengan lebih baik.

Buku ini menggambarkan  asli penduduk lokal Kalimantan, akomodasi tradisional, dan pakaian khas mereka dari persepsi Barat. Sedemikian rupa, sehingga membentuk persepsi orang bahwa Kalimantan sebagai tempat yang dihuni oleh suku pengayau kepala dan wanita berpakaian minim.

Karya ini merupakan karya literasi awal tentang Kalimantan, sebuah pulau yang kaya akan budaya dan sejarah. Lebih dari 100 tahun setelah diterbitkan, buku ini masih menjadi buah pembicaraan. Setidak-tidaknya memberikan wawasan tentang bagaimana pandangan Eropa terhadap Kalimantan pada masa itu, yang dipengaruhi oleh eksotisme dan ketertarikan terhadap hal-hal yang misterius dan tak dikenal.

Buku ini dilengkapi dengan 30 gambar yang nuansa visual tentang kehidupan masyarakat setempat, pakaian sehari-hari, jenis akomodasi, dan cara hidup mereka secara keseluruhan. Visualisasi ini memberikan gambaran yang lebih jelas tentang keragaman budaya dan gaya hidup suku-suku Kalimantan pada masa itu.

Membuat jengah sekaligus naif

Pada tahun 1879, penjelajah Carl Bock, atas permintaan Yang Mulia Van Lansberge, Gubernur-Jenderal Hindia Belanda, menjelajahi pedalaman Kalimantan Tenggara. Pada tahun 1881, ia menerbitkan laporan pengamatannya yang sensasional tentang perjalanan dari Tangaroeng ke Bandjermasin, sejauh lebih dari 700 mil. 

Laporan ini mencakup temuannya tentang praktik kanibalisme di antara suku Dayak dan usahanya mencari suku laki-lakiberekor, sebuah cerita yang katanya ia dengar. Kemudian hari, ternyata laki-laki berekor d Kalimantan itu memang ada, yakni bukan di belakang, melainkan di depannya sebagaimana halnya  pria barat juga.

Pikiran Bock ini bukan saja membuat kita merasa jengah, melainkan juga naif.

Carl Alfred Bock (1849-1932) lahir di Denmark dari orang tua Norwegia. Pada usia 19 tahun, ia memutuskan mengejar karir di bidang sejarah alam dan berangkat ke London. 

Pada Agustus 1878, dalam perjalanan pengumpulan spesimen pertamanya untuk Zoological Society di London, ia menemukan dirinya di atas kapal uap Belanda menuju Batavia ke Padang. Tak lama kemudian, ia ditugaskan menjelajahi pedalaman Kalimantan Tenggara, dan temuannya diabadikan dalam buku The Headhunters of Borneo. Informasi berharga yang ia bawa pulang dari petualangannya memberikan wawasan baru tentang Kalimantan yang belum pernah terungkap sebelumnya.

Mislead tapi berdampak

Buku ini berdampak besar terhadap persepsi tentang suku Dayak. Karena keterbatasan literasi dan kemahiran menulis pada zaman itu, Bock menjadi salah satu sumber utama informasi mengenai suku-suku Kalimantan, terutama suku Dayak. Dalam bukunya, Bock menggambarkan praktik pengayauan yang khas dari suku Dayak.

Toh demikian, buku ini membangun citra yang tidak seimbang tentang suku Dayak. Meskipun beberapa aspek yang dijelaskan Bock benar, banyak gambaran dalam buku ini adalah keliru. 

Bock hanya memiliki pengetahuan terbatas tentang salah satu dari lima mitos pengayauan dalam budaya Dayak, seperti yang kemudian diteliti oleh Lontaan (1975) dan Masri (2010). Keterbatasan informasi dan konteks pada zamannya menyebabkan gambaran yang tidak akurat terbentuk.

Kritik terhadap buku ini adalah meskipun memiliki nilai sejarah dan etnografis, buku ini tidak memberikan gambaran yang sepenuhnya akurat tentang kehidupan dan budaya suku Dayak. Seiring perkembangan penelitian dan pemahaman yang lebih mendalam tentang budaya Dayak, interpretasi informasi dalam buku ini juga perlu dinilai secara kritis.

The Headhunters of Borneo mungkin dapat dianggap sebagai "cerita pengantar tidur" atau narasi yang menghibur. Namun, sebagai karya ilmiah yang mempresentasikan fakta yang akurat dan mendalam tentang suku Dayak, buku ini menunjukkan kelemahan signifikan. Meskipun memiliki nilai sejarah sebagai catatan dari zamannya, buku ini kurang memberikan pemahaman yang mendalam tentang kehidupan dan budaya suku Dayak.

Pandangan penulis asing yang subjektif

Karya ini mencerminkan pandangan seorang penulis Barat yang mencoba mengartikulasikan pengalaman dan observasinya dengan perspektif dan latar belakang budaya yang berbeda. Keterbatasan informasi dan persepsi terbatas pada masa itu menyebabkan buku ini menggambarkan suku Dayak dengan cara yang sangat disederhanakan dan mungkin kurang akurat.

Penting selalu kritis dalam mengevaluasi karya-karya seperti ini. Buku ini lebih cocok sebagai karya fiksi atau cerita hiburan yang menggambarkan bagaimana persepsi Eropa terhadap budaya non-Eropa dapat terdistorsi. 

Untuk memahami budaya dan kehidupan suku-suku seperti Dayak dengan lebih mendalam dan akurat, kita harus mengandalkan penelitian etnografis dan literatur yang lebih kontemporer dan berdasarkan pemahaman yang lebih baik.

Oleh karena itu: Dayak harus menulis dari sudut pandang mereka sendiri!

-- Rangkaya Bada

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url