Stevanus Buan, Tokoh Sekadau dan Kalbar : Selamat Jalan!

Stevanus Buan. Ist.

SANGGAU NEWS : Malam itu Senin, 11 Desember 2023 saya lagi di depan laptop membuat persiapan untuk sebuah presentasi. Pada pk.20.04 ada notifikasi masuk di HP saya, saya terdorong untuk berhenti dari depan laptop saya untuk mengetahui notifikasi ap aitu. 

Setelah saya buka WA, ternyata ada chat masuk dari John Lay Hery yang meneruskan chat dari seseorang berbunyi “RIP Stevanus Buan di RSU Sudarso Pontianak”.

Baca nstitut Teknologi Keling Kumang Bangun Kerja Sama Penelitian Dan Publikasi Hasil Penelitian Dengan Universitas Kapuas Sintang

 “ Wai Lay, bila sentua yak berpulang?”, kataku dengan logat Bahasa Melayu Sekadau dengan rasa terkejut. 

“ Barusan pak”, kata John Lay Hery yang adalah keponakan A.F. Stevanus Buan.

Informasi selanjutnya menyebutkan, almarhum meninggal pada pk.19.27 WIB di RSUD Sudarso Pontianak, setelah sebelumnya dirawat di RS Santo Antonius hampir sebulan dan baru 2 malam dipindahkan ke RS pemerintah itu. Ia berpulang pada usia 76 tahun.

Saya adalah murid almarhum waktu di SPG St.Paulus Sekadau pada tahun 1977 – 1980. Bukan cuma itu, saat itu saya sangat dekat dengan beliau, mulai dari membantu membuat catatan di papan tulis saat pelajaran Bahasa Inggeris, sehingga saya menjadi menyukai pelajaran ini, sampai membantunya untuk mengerjakan pekerjaan di rumah; menunggu rumah dinas mereka di dekat Bengkel Kayu Br. Carlo, ketika mereka pulang ke Janang Ran.

Baca IKN Pasca Pemerintahan Jokowi

Saya menganggap almarhum seperti orangtua saya sendiri; pada bulan Juni 2023 lalu Ia menelpon saya agar saya menemui dia saat ke Pontianak; saat kami bertemu itu almarhum sudah susah berjalan. Katarina Akinengyati isterinya, adalah kakak kelas saya di SPG Sekadau. 

Karena kedekatan itu, maka saya memutuskan bahwa saya harus berangkat dari Ketapang ke Pontianak untuk mengantar almarhum ke peristirahatannya yang abadi, sekaligus memberikan rasa empati kepada keluarga yang ditinggalkan, seperti halnya orang- orang lain yang hadir di rumah untuk melayat dan berdoa, pada Misa Requiem di Gereja Stella Maris Siantan serta sampai upacara pemakamannya di Pemakaman Katolik St.Yosef II di Ambawang, 

Orang Janang Ran

A.F. Stevanus Buan lahir di kampung Janang Ran, kecamatan Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau pada tanggal 4 Oktober 1947 dari pasangan Petrus Buan dan Theresia Jawai. Ayahnya, Petrus Buan adalah seorang guru agama Katolik (Katekis) yang saling bahu membahu dengan Katekis Petrus Josef Denggol yang berasal dari Ketapang yang menjadi pewarta Injil di Tanah Mualang. 

Stevanus Buan adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara, yaitu si sulung Heronimus Denggol (alm) dan si Bungsu Rosita. Stevanus Buan menemukan jodohnya seorang gadis berdarah Tionghoa juga asal Belitang, ketika bertugas sebagai guru di SPG St. Paulus Sekadau dan menikah pada tanggal 23 Desember 1979. 

Dari perkawinan ini mereka dikaruniai 3 orang anak, 1 putra dan 2 putri yaitu : Federica Garcia, Paulus Gabriel dan Rosaria Beatrix; memiliki 2 menantu, yaitu Adrianus Juliansyah, suami Federica Garcia dan Angelina Rahmasari, isteri Paulus Gabriel. Keluarga Federica Garcia tinggal bersama orangtuanya di Pontianak, Paulus Gabriel bekerja sebagai PNS dan tinggal di Sekadau bersama keluarganya dan si bungsu Rosaria Beatrix masih lajang dan bekerja serta tinggal di Jakarta. 

Dari kedua anaknya yang sudah berkeluarga itu, Stevanus Buan memilki 5 orang cucu, yaitu Rafael Sanjaya Labong dan Mikaela Atmadja Buan anak dari pasangan Paulus Gabriel dan Angelina Rahmasari serta Clarissa Garcia Adrian, Jeslyn Victoria Adrian dan Gloria Alexandra Adrian, anak- anak dari pasangan Federica Garcia dan Adrianus Juliansyah.

Sekolah Rakyat di Pakit Engkuning Belitang Hilir

Stevanus Buan mengawali pendidikannya di Sekolah Rakyat di Pakit Engkuning Belitang Hilir tahun 1958, lalu dilanjutkan di Sekolah Dasar di Pusat Damai atau Bodok dan tamat tahun 1962. Sekolah Menengah Pertama (SMP) di tempuhnya juga di Pusat Damai/ Bodok, di SMP Yos Sudarso dan tamat tahun 1964. 

Baca Kopi Sebagai Life Style

Selanjutnya ia melanjutkan ke Sekolah Pendidikan Guru (SPG) di Nyarumkop, Singkawang dan lulus tahun 1967. Kemudian setelah “vacuum” beberapa tahun. Ia berkesempatan untuk melanjutkan studi di IKIP Sanata Dharma Yogyakarta (kini Universitas Sanata Dharma) dan menyelesaikan Sarjana Muda jurusan Bahasa dan Sastra Inggeris pada tahun 1977. Setelah sempat pulang ke Sekadau, mengajar di SPG St.Paulus dan menikah dan akhirnya kembali kuliah untuk menyelesaikan S1nya pada tahun 1981 di tempat yang sama.

Stevanus Buan di antara siswa SPG St. Paulus Sekadau awal 1980-an.

Selama hidupnya, Ia pernah mengabdikan diri menjadi guru SPG St. Paulus Sekadau, kemudian ketika Yayasan Karya Sekadau mendirikan SMA Karya pada tahun 1981, almarhum adalah Kepala Sekolah pertamanya sejak 1981. Tidak lama, kemudian pada tahun 1983 pindah ke Pontianak untuk mengemban tugas sebagai Kepala SMA St.Fransisikus Asisi milik Yayasan Karya Sosial Pancur Kasih. 

Dari guru ke dosen

Tidak lama berselang, almarhum beruntung memperoleh kesempatan untuk  menjadi dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) pada Jurusan Pendidikan Bahasa Inggeris Untan dan sempat menduduki jabatan sebagai Kepala Prodi Pendididkan Bahasa Inggeris Untan. Di sela- sela kesibukannya sebagai dosen FKIP Untan, almarhum masih sempat membagi waktunya untuk menjadi dosen di Akademi Bahasa Asing (ABA) Pontianak.

Di kehidupan bermasyarakat, almarhum berjasa sebagai salah satu perintis dan pendiri Credit Union Pancur Kasih Pontianak yang sekarang sudah tumbuh besar dan berpengaruh dengan anggota hampir di seluruh Kalbar. Di kalangan Dayak Mualang Pontianak, almarhum dikenang jasanya sebagai perintis, pendiri dan ketua pertama Paguyuban Rukun Ayong Mualang (RAM) di Pontianak. 

Ketika almarhum menjadi guru di SPG St.Paulus Seladau, jasa almarhum yang banyak dikenang oleh para siswa/I nya adalah kepeduliannya terhadap pendampingan kaum muda, yang mengimpikan agar dapat dihasilkan kader-kader kaum muda yang handal yang peduli akan masa depan gereja, masyarakat dan bangsanya. Ketika almarhum berkiprah sebagai dosen FKIP Untan, tentu lebih banyak lagi yang almarhum buat untuk para mahasiswa dan juga Lembaga Pendidikan Tinggi tempatnya mengabdi, yang tidak sempat dituliskan secara detail di sini. 

Selamat jalan, besar jasamu

Pada penutupan Misa Requiem sebelum jenazah diberangkatkan ke Pemakaman, Anselmus sebagai wakil dari Keluarga, sekaligus juga mewakili Pengurus CU.Pancur Kasih dan Paguyuban Rukun Ayong Mualang di Pontianak, membacakan Daftar Riwayat Hidup almarhum dan juga menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatian, dukungan dan empati dari semua pihak mulai dari almarhum sakit dan sampai pemakamannya.

Selamat Jalan Bapak, Tokoh Masyarakat Sekadau dan Kalbar. Selamat menikmati kebahagiaan abadi di sisi Allah Bapa Yang Mahakuasa. 

(R.Musa Narang).


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url