Napak Tilas Krayan - Maliau

Napak Tilas Perjalanan Samuel Tipa Padan dan Keluarganya (1970) dimulai dengan langkah pertama dari Malinanau - Ba' Binuang pada pukul 07.30 waktu setempat pada 6 April 2024.

Melewati medan berat dan topografi ekstrem, rombongan keluarga besar Samuel Tipa Padan (STP) akhirnya tiba di Batu Ruyud, Ba' Binuang, Krayan setelah 8 jam 30 menit perjalanan yang melelahkan.

Kelelahan dan kejenuhan di perjalanan terbayarkan ketika konvoi 10 mobil gardan berhasil menaklukkan medan terberat, termasuk puncak bukit di atas sungai semamu yang licin karena hujan.

Sebagai pemimpin rombongan, Yansen, anak laki-laki tertua dari Tipa Padan dan Roeslin Betung, mengenang pesan ayahnya untuk mengejar pendidikan tinggi agar dapat melakukan banyak hal baik.

Peristiwa "Keluaran dari Kayan" tahun 1970 membawa keluarga STP dari Krayan ke Malinau demi pendidikan yang lebih baik, meskipun perjalanan darat penuh ketidakpastian dan melelahkan.

Pada 6 April 2024, anak-anak dan cucu-cucu STP memutuskan untuk napak tilas kembali ke Krayan dari Malinau, menghormati perjalanan nenek moyang mereka. Meskipun membawa lebih sedikit barang fisik, mereka membawa banyak kenangan.

Perjalanan memakan waktu 19 jam. Adapun jarak tempuh Mlinau - Krayan adalah 155 km.


Perjalanan mereka mengungkapkan bahwa meskipun infrastruktur telah berkembang, tantangan dari jalur darat tetap ada. Jalan darat ini sudah dimulai sejak pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, tetapi perubahan signifikan baru-baru ini meliputi jalan tembus dan jembatan Semamu.

Meskipun infrastruktur telah berkembang, esensi dari Krayan masih terasa kuat, dengan kekuatan komunitas dan kekayaan budaya yang tak tergantikan.

Perjalanan pulang rombongan napak tilas 54 tahun STP dari Ba' Binuang - Malinau mengungkapkan banyak perubahan, tetapi juga keindahan alam yang tetap abadi.

Perjalanan ini adalah penghormatan terhadap keberanian dan visi Samuel Tipa Padan, menghubungkan masa lalu dengan masa depan, dan terus menjaga warisan keluarga. Ini adalah perjalanan yang lebih dari sekadar nostalgia; itu adalah menghidupkan kembali semangat "kisah keluaran" untuk meraih pendidikan yang lebih baik.

- Masri Sareb Putra

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url