Paskah dalam "Celana" Jokpin

 

Joko Pinurbo : Paskah ada dalam celananya.

SANGGAU NEWS : Kabar dukacita tentang kepergian penyair lucu, lugu, tapi diksinya luar biasa itu saya dapat dari sahabat, yang juga teman di kantor yang sama dahulu, yakni Ariobimo Nusantara.

"Cak," tulis Bimo dalam pesan WA. "Sudah tahu belum?"

"Tahu apa?" tanya saya.

"Kawan kita, Jokpin, telah tiada. 

Ya, Philipus Joko Pinurbo, lengkap namanya. Menghadap "Puisi Abadi" pada 27 April 2024.

Puisinya lucu, bersajaha, namun indah

Meski peregi ke keabadian, di mana Joko "melihat celana" yang dijahit Bunda Maria untuk Putranya, Jokpin --sapaannya-- abadi, dalam puisi.

Puisi lucu. Funny poem. Maka jangan murka membacanya!

Maria sangat sedih menyaksikan anaknya
mati di kayu salib tanpa celana
dan hanya berbalutkan sobekan jubah
yang berlumuran darah.

Ketika tiga hari kemudian Yesus bangkit
dari mati, pagi-pagi sekali Maria datang
ke kubur anaknya itu, membawakan celana
yang dijahitnya sendiri dan meminta
Yesus untuk mencobanya.

“Paskah?” tanya Maria.
“Pas sekali, Bu,” jawab Yesus gembira.

Mengenakan celana buatan ibunya,
Yesus naik ke surga.

(2004)

Puisi "Celana Ibu" karya Joko Pinurbo merupakan contoh yang menonjol dari karya-karya yang bersifat humoris namun sarat dengan makna mendalam. 

Dalam puisi ini, Joko Pinurbo menghadirkan gambaran yang khas dari seorang ibu yang sedang mencuci celana. Namun, di balik gambaran tersebut, tersembunyi pesan-pesan keagamaan yang dalam.

Karya seni

Dengan gaya bahasa yang ringan dan naratif, Joko Pinurbo menyampaikan pemikirannya tentang kebangkitan Yesus sebelum kembali ke surga. 

Melalui gambaran sehari-hari tentang ibu yang menjahit celana, ia mengajak pembaca untuk merenungkan tentang makna kehidupan, penebusan, dan kebangkitan. Dalam konteks ini, ibu yang dicontohkan dapat diartikan sebagai Maria, ibu Yesus, yang menjadi simbol keibuan dan kesetiaan dalam iman Kristen.

Penggunaan metafora-metafora humoristis dalam puisi ini memberikan warna yang unik dan menarik. Meskipun menggunakan bahasa yang sederhana, 

Joko Pinurbo berhasil menyampaikan pesan-pesan yang kompleks dengan cara yang menghibur namun tetap bermakna. Hal ini menunjukkan kedalaman pemikiran dan kepekaan seni sastra yang dimiliki oleh Joko Pinurbo.

Sebagai seorang Katolik, Joko Pinurbo juga menyelipkan refleksi-refleksi tentang iman Katolik dalam karya-karyanya. 

"Paskah?" tanya Maria pada Yesus 

Dalam "Celana Ibu", ia tidak hanya menyampaikan pesan-pesan keagamaan secara langsung, tetapi juga mengajak pembaca untuk merefleksikan iman dengan cara yang segar dan menghibur. Ini menunjukkan bahwa keindahan sastra dan kedalaman iman Katolik menjadi dua aspek yang saling melengkapi dalam karya-karya Joko Pinurbo.

Dengan demikian, "Celana Ibu" dan karya-karya lainnya dari Joko Pinurbo tidak hanya menjadi bahan bacaan yang menghibur. Lebih dati itu, ia juga merupakan sarana untuk merenungkan makna-makna kehidupan dan iman. 

Puisi Jokpin, yang juga penganut Katolik sejati ini, membawa pembaca dalam perjalanan yang menggugah hati dan pikiran. Lucu diski puisinya. Namun, dalam maknanya. Juga indah rangkaian kata-katanya.

Bukan sekadar puisi biasa. "Paskah" mengajak kita secara "telanjang" memaknai Paskah dari segi manusia biasa. Teologi kontekstual sederhana yang mengajak untuk menemukan keceriaan dan kedalaman dalam setiap baitnya.

Tentu, puisi ini membuat orang yang imannya belum dalam bisa merah mukanya. "Barang kudus" dan dua manusia suci, bahkan sang putra realis prasentia Dei (gambar Allah dalam ujud manusia) diduniakan oleh seorang penyair bernama Joko Pinurbo. 

Namun, kontemplasi Jokpin tentang Paskah jika diikuti saksama, sungguh mendalam. Dalam sungguh!

 - Masri Sareb Putra

 

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url