Liu Ban Fo Itu: Munaldus


SANGGAU NEWS : Munaldus Nerang dilahirkan pada 12 Maret 1963 di Tapang Sambas, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat. Ia menitis darah Dayak Desa dari ayahnya Markus Nerang dan ibu Theresia Inda sebagai anak ke-3. 

Sejak belia, Munaldus bersaudara dididik orang tua agar berguna dan berbuat sesuatu untuk Dayak.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar pada 1976 di Kampung Tapang Sambas, Munaldus meneruskan SMPK St. Gabriel, Sekadau dan lulus pada 1980. 

Perjuangan Munaldus bersaudara menuntut ilmu ini sungguh luar biasa. Mereka rela berjalan kaki, atau menggenjot sepeda berjam-jam, bahkan berhari-hari untuk bisa sekolah lanjut di Sekadau yang ketika itu minim sarana transportasi.

Usai menamatkan SMP di Sekadau, ia melanjutkan pendidikan di SMAN I Sintang dan tamat pada 1983.

Kuliah ke Ohio State University, USA

Usai menuntaskan SMA di bumi Senentang, Munaldus meneruskan pendidikan tinggi dan meraih gelar S-1 jurusan Matematika pada 1987, Pra S-2 Kimia ITB, 1989-1990, dan menuntaskan pendidikan S-2 di Ohio State University, USA pada 1996 dengan spesialisasi bidang matematika.

Seusai meraih gelar master, ia kembali ke kampung halaman. Terpanggil memberdayakan masyarakat lokal, Munaldus yang dilahirkan sebagai anak desa, berbela rasa dengan warganya.

Tak ingin menghabiskan energi dan pikiran berkelahi dengan kapitalisme yang menyerang warga dengan perkebunan sawit dan merusak tata kelola dan tata nilai seni budaya lokal, ia bersama saudaranya menginisiasi mendirikan credit union (CU). 

Ketika studi di Amerika, puluhan referensi dibacanya bagaimana mulai dan menjalankan pilar ekonomi yang berpihak pada rakyat itu.

Munaldus pun mengutarakan maksud itu pada orang tuanya. Mereka merstui. Bahkan, nama CU Keling Kumang murni datang dari idenya.

“Saya mengagumi tokoh itu, mendengar kisahnya dari nenek, Benang,” papar Munaldus.

Seperti diketahui, Keling dan Kumang adalah legenda di kalangan Ibanik. Sepasang suami istri teladan, yang menyejahterakan dan memakmurkan warga kerajaan Buah Main.

“Semangat Keling Kumang kami hadirkan agar hidup di zaman ini. Mereka tidak pernah mati, mereka tetap ada,” jelas Munaldus. Maka berdirilah CU yang tercatat sebagai yang terbesar ketiga di Indonesia itu. Kini anggotanya lebih dari 150 ribu, dengan aset triliunan rupiah.

Selain CUKK yang besar ini, Kelompok Keling Kumang menggeliat sebagai sebuah pilar ekonomi kerakyatan yang kehadirannya benar-benar dirasakan masyarakat kecil.

Kini Keling Kumang Group (KKG) memiliki 5 outlet minimarket dan outlet toko pertanian. Pada Juli 2015, berdiri SMK Keling Kumang. Dalam waktu dekat, akan mendirikan universitas. Bahkan, KKG juga punya hutan primer 48 ha untuk perlindungan satwa dan flora.

Hal yang menarik, kantor pusat CUKK Tapang Sambas dibangun berbentuk rumah betang dan didesain sebagai representasi untuk Keling. Sedangkan kantor CUKK Sintang, juga rumah betang, representasi Kumang. “Saya merasa, Keling Kumang selalu hadir di sana. Mereka menjaga dan menuntun. Ruh mereka tetap menyertai dan KKG representasi kejayaan Buah Main,” kata Munaldus.

Ia mengisahkan, “Tahun 2011, bulan Januari, kami memanggil Keling dan Kumang di dalam rancak. Tak diduga, mereka memberi tanda hadir.”

Ketika merasa pondasi dan sistem CUKK sudah mapan, Munaldus menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada yang lebih muda. Selama 20 tahun, sejak 1993, ia sebagai ketua. Ia kini merasa bangga menyaksikannya tumbuh dan berkembang.

Demikianlah sesungguhnya dalam kisah-kisah epos dan heroik. Setelah sukses, lazimnya para raja yang baik hati dan peduli rakyat akan rela turun dari takhta menyerahkan tampuk kuasa kepada yang lebih muda. Lalu pergi bertapa menjadi resi. Bukan raja seumur hidup.

Selain founder dan mantan Ketua CU Keling Kumang, Munaldus juga mantan wakil ketua Puskopdit BKCUK, Ketua Puskopdit Khatulistiwa, Ketua CU-Mart/K-52 Sekadau, Anggota Pengurus Inkopdit, dan Pengurus Dekopinwil Provinsi Kalbar (2010-2015).

Liu Ban Fo sebagai nama pena

Munaldus telah menulis beberapa buku buku CU yang diterbitkan oleh PT Elexmedia Komputindo, antara lain:

  1. CU: Kendaraan Menuju Kemakmuran.
  2. Hidup Berkelimpahan Bersama Credit Union.
  3. Kiat Mengelola CU.
  4. Credit Union: Optimize People.
  5. Mimpi Dunia Lain
  6. Kidung di Tampun Juah

Bersama Yohanes Rj dan Yuspita Karlena, Munaldus menulis buku yang mengisahkan perjalanan sejak CUKK digagas hingga menjadi besar seperti saat ini sebagai KKG, The Exciting Journey (September 2015).

Dicatat Wikipedia

Oleh Korrie Layun Rampan dan Masri (2014), Munaldus masuk dalam senarai Sastrawan Dayak: Karya dan Dunianya.

Atas kiprah, dan dedikasi penyandang nama pena Liu Ban Fo, ia dicatat dalam Wikipedia sebagai salah seorang Sastrawan Dayak.

Sastrawan Dayak

Munaldus ketika ini tengah menanti proses terbit naskahnya berjudul Pendidikan Anggota CU yang diterbitkan PT Sinar Bagawan Khatulistiwa. Satu dari 50 buku yang akan diluncurkan 5 Agustus 2024 dalam rangkaian peresmian kampus baru Institut  Teknologi Keling Kumang (ITKK), Sekadau, Kalimantan Barat.

  • Rangkaya Bada

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url